Liputan6.com, Jakarta Artis yang juga politisi Rieke Diah Pitaloka mengaku sempat dua kali terkena Covid-19. Diakui oleh Rieke, banyak kejadian yang dialaminya, termasuk saat harus menjalani karantina di Wisma Atlet.
Bintang sitkom Bajaj Bajuri ini bahkan mengaku sempat mengalami pengalaman dramatis saat harus kembali terpapar Covid-19. Kisah Rieke itu akhirnya menjadi salah satu alasan untuk dia membuat sebuah buku yang berisi kumpulan puisi berjudul Cara Menikmati Kenangan dengan Baik.
"Buku ini ditulis setelah saya dua kali kena Covid. Untuk yang kedua kalinya lumayan dramatik sih. Selain itu isi dalam buku ini juga soal cinta, suster meninggal dan beberapa mengangkat perasaan tentang pandemi," ujar Rieke Diah Pitaloka saat berbincang secara virtual, baru-baru ini.
Advertisement
Â
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Karantina
Rieke Diah Pitaloka mengaku sempat terpapar Covid-19. Dirinya sempat menjalani karantina selama 13 hari. Tak hanya sekali, dirinya mengaku dua kali terpapar Covid-19.
"Yang kali kedua kena varian delta. Lebih kuat dari yang pertama karena sudah melawan antibodi. Badan sudah dingin banget. Saya memilih karantina di rumah kali ini, sendirian dan ingat sama anak-anak," ujar Rieke.
Â
Advertisement
Suster
Tak hanya soal dirinya yang terkena Covid, Rieke juga menceritakan mengenai seorang suster di Wisma Atlet yang akhirnya meninggal dunia setelah terkena Covid-19.
"Saya nggak kenal sama perawat itu. Tapi yang bikin saya menangis, dia punya anak tapi harus bekerja merawat orang yang sakit sampai meninggal.Dia meninggal karena mengurus orang yang kena Covid," ujar Rieke.
Masih banyak cerita-cerita lainnya yang diangkat oleh Rieke dan dijadikan pusisi dalam bukunya. Menurut Rieke hal itu sudah merupakan bagian dari fungsi tugasnya untuk mengangkat cerita agar masyarakat bisa dapat belajar dari sebuah kejadian.
Â
Dibantu
Dalam penulisan buku puisinya itu, Rieke Diah dibantu oleh sahabatnya Agus Noor. Menurut Rieke, penulisan bukunya ini dilakukan saat dirinya berada di Wisma Atlet.
"Sebenarnya ini momen luar biasa. Ini suatu peristiwa besar dalam peradaban manusia dan saya merasa harus ada sesuatu yang dibuat. Bukan scientis atau ilmuwan, tapi sesuatu yang bisa dirasakan orang lewat puisi ini. Kita bisa menyimpan arsip tentang Covid," ujar Rieke.
Â
Advertisement
Pelajaran
Rieke berharap dengan peluncuran bukunya ini bisa menjadikan pelajaran bagi banyak pihak soal pernah adanya pandemi yang melanda dunia.
"Semoga buku ini mengingatkan banyak orang.Kita punya cara yang baik menghilangkan trauma.Mungkin ada orang yang kehilangan. Doa buat mereka yang pergi dam masih punya kesempatan hidup," pungkas Rieke Diah Pitaloka.
Â