Liputan6.com, Jakarta Jika senggang, silakan masukkan kata oknum ke mesin pencari Google lalu klik tombol search. Lihat, berita apa yang kemudian muncul. Isinya tak jauh berita Randy Bagus yang tersangkut kasus meninggalnya Novia Widyasari.
Kata oknum beberapa pekan terakhir marak digunakan dan ini membuat sejumlah pihak gerah. Salah satunya Najwa Shihab. Tuan rumah Mata Najwa menuangkan kegelisahan terkait penggunaan kata oknum.
Advertisement
Baca Juga
Minggu (5/12/2021), Najwa Shihab mengunggah tangkapan layar cuitan akun Twitter @zenrs isinya, “Untuk setiap aib yang tidak mungkin diakui, bahasa Indonesia menyediakan jalan ke luar yang menyebalkan: oknum.”
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Oknum oh, Oknum
Merespons cuitan ini, Najwa Shihab berbagi perspektif mengapa kata oknum yang viral belakangan ini tak membuatnya nyaman. Oknum dosen, oknum polisi, dan entah ke depan oknum apalagi.
“Oknum. Demi #NamaBaikKampus, atau nama-nama institusi lainnya (you name it), sangat mudah oknum dikambinghitamkan untuk hal-ihwal yang sebenarnya bersifat struktural,” cuitnya sebagai status teks.
Advertisement
Situasi Sudah Sistemik
“Jika situasinya sudah sistemik, niscaya akan muncul pengulangan-pengulangan, sehingga lama-lama peng-oknum-an pasti tak memadai lagi untuk menjaga nama baik institusi mana pun,” Najwa Shihab menyambung.
Putri cendikiawan Muslim Quraish Shihab melanjutkan, kata oknum yang belakangan ini viral, sebenarnya praktik mengakui sekaligus menyangkal suatu perkara dalam konteks negatif.
Jika Dibahasakan
“Jika dibahasakan dalam sebuah kalimat, kira-kira hasilnya begini: Memang ada yang salah [mengakui], tapi itu cuma secuil saja [penyangkalan], itu tidak menggambarkan kami yang sebetulnya,” ia mengulas.
Najwa Shihab tidak secara spesifik mengaitkan kata oknum dengan citra institusi universitas tertentu atau kepolisian negara anu. Ia berbagi perpesktif untuk memperbaiki sistem dalam masyarakat.
Advertisement
Untuk Memperbaiki Keadaan
“Untuk memperbaiki keadaan dibutuhkan kesadaran, juga pengakuan, bahwa kondisinya memang tidak baik-baik saja,” selebritas kelahiran Makassar, 16 September 1977.
“Musykil terjadi perbaikan serius jika kondisi yang tidak baik-baik saja malah ditutup-tutupi. Semakin gigih usaha menutup-nutupi, kita akan makin jauh dari jalan terang perbaikan,” pungkas Najwa Shihab.