Liputan6.com, Jakarta Ayah Nirina Zubir, Drs. Zubir Amin, meninggal dunia di Jakarta, 23 Desember 2021 sekitar pukul 2 dini hari setelah berjuang melawan stroke. Almarhum dimakamkan di TPU Tanah Kusir Jakarta, hari yang sama.
Nirina Zubir mengantar sang ayah ke tempat peristirahatan terakhir dengan berlinang air mata. Bintang film Keluarga Cemara berharap momen duka ini membuat keluarga besarnya makin kompak.
Advertisement
Baca Juga
“Saya hanya melihat ini sebagai pelajaran hidup. Mungkin ini menguatkan kelak ke depan dan keluarga saya juga,” ujar Nirina Zubir, kami lansir dari video interviu di kanal YouTube Cumicumi, Kamis (23/12/2021).
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tidak Sakit Lagi
“Tapi yang pasti, saya merasa lega hari ini bapak saya tidak sakit lagi. Itu saja sih yang tertanam di hati saya, di kepala saya, di semua keluarga saya,” istri Ernest Fardiyan Syarif menambahkan.
Tak mudah ditinggal orang terkasih selamanya. November 2019, ibunda Nirina Zubir, Cut Indria Marzuki meninggal dunia. Kini, Desember 2021, Nirina Zubir kehilangan ayah tercinta.
Advertisement
Kehilangan Pasti Berat
“Walaupun ya terkadang pastilah kita kehilangan pasti berat sekali tapi mungkin dari kemarin doa saya juga semoga yang terbaik diberikan kepada bapak saya,” Nirina Zubir menyambung.
Setelahnya, aktris kelahiran Madagaskar, 3 Desember 1981 ini mengenang perjuangan Drs. Zubir Amin melawan strok yang mendera sejak awal November 2021.
Fase Kritis
Dituturkan Nirina Zubir, ayahnya sempat menginap di ruang ICU dan High Care Unit alias HCU salah satu rumah sakit di Jakarta. Ia sempat diizinkan pulang ke rumah selama 10 hari.
Namun kondisi Zubir Amin memburuk lagi hingga dilarikan ke ruang ICU. Di sana, ia sempat mengalami fase kritis hingga akhirnya tutup usia pada 23 Desember 2021.
Advertisement
Ini Jalan Terbaik
“Saya dan keluarga saya penginnya juga yang terbaik. Inginnya enggak sakit, karena sedih melihat harus ada selang masuk ke mulut ke hidung, harus diberikan oksigen. Napas juga susah,” ujar Nirina Zubir dengan mata berkaca.
“Tapi sekarang, alhamdulillah ya sudah insyallah ini jalan terbaik yang diberikan. Saya menghadapi ini, semoga bisa menguatkan kami dan membuat kami sekeluarga lebih dekat lagi, kompak lagi, dan kuat lagi,” tutupnya.