Petani Hidroponik Sukaperna Indramayu Dapat Sistem Pengatur Air, Nutrisi Sekaligus pH serta Pemantau Suhu Otomatis

Program Kemitraan Masyarakat Internal 2022 yang dibiayai Polindra melalui Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat (P3M) Polindra, diserahkan kepada petani hidroponik di Desa Sukaperna, Kec. Tukdana, Kab. Indramayu.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 03 Des 2022, 11:02 WIB
Diterbitkan 02 Des 2022, 14:50 WIB
Petani Hidroponik
Petani hidroponik di Desa Sukaperna, Kec. Tukdana, Kab. Indramayu yang bernama Fatoni dan timnya di tanggal 24 September 2022.. (Dok. IST/Polindra)

Liputan6.com, Jakarta Polindra melalui beberapa dosen di Jurusan Teknik mesin, yaitu Muhammad Luthfi, Suliono, dan Rachmatullah bersama beberapa mahasiswa Jurusan Teknik Mesin membuat sebuah sistem pengatur air, nutrisi, pH dan pemantau suhu otomatis.

Sistem ini dibuat pada Program Kemitraan Masyarakat Internal 2022 yang dibiayai Polindra melalui Pusat Penelitian Pengabdian Masyarakat (P3M) Polindra yang selanjutnya diserahkan kepada petani hidroponik di Desa Sukaperna, Kec. Tukdana, Kab. Indramayu yang bernama Fatoni dan timnya di tanggal 24 September 2022.

Sistem ini dibuat bertujuan untuk membantu permasalahan petani hidroponik terkait keterbatasan waktu dan tenaga dalam memantau dan mengatur kandungan aliran nutrisi hidroponik yang saat ini masih dilakukan secara manual di tempat tersebut.

Fatoni selaku petani hidroponik mengatakan bahwa di lahannya, sayur yang diproduksi berupa selada dan pakcoy, dengan kapasitas sekali penyemaian bisa mencapai 672 benih.

 

Hasil Panen

Dari mulai awal penyemaian hingga proses panen dibutuhkan waktu sekitar 40 hari. Selanjutnya, dalam sekali panen tersebut, bisa dihasilkan sayuran sebanyak 100 kg.

“Keterbatasan sumber daya manusia, banyaknya tanaman yang perlu dibudidayakan, serta pengaturan kandungan nutrisi yang masih menggunakan proses secara manual membuat kualitas sayuran yang kurang merata untuk setiap sistem talang, ataupun ada sistem talang yang tidak terpantau tiap harinya,” ucap Fatoni.

“Dengan adanya program pengabdian ini dapat membantu kami dalam mengembangkan usaha hidroponik kami, dan kami berterima kasih atas bantuan yang telah diberikan,” lanjutnya.

 

Alat yang Digunakan

Sedangkan Luthfi selaku ketua kelompok pengabdian ini mengatakan bahwa dengan sistem ini, nilai nutrisi dapat dijaga dalam rentang 1100-1300 ppm, pH dalam rentang 5.5-6.5, dan volume air minimal sebesar 200 L secara otomatis menggunakan Microcontroller Arduino, sensor, dan aktuator. Alat ini dapat digunakan untuk menanam tanaman selada sebanyak 100 tanaman.

“Kami berharap dengan adanya alat ini, dapat membantu Fatoni dalam mengembangkan pertanian hidroponiknya dan kami juga berterima kasih kepada Polindra atas bantuan pembiayaan yang telah diberikan dalam program ini,” lanjutnya.

 

Harapan ke Depan

Dalam proses penyerahan alat pada mitra, Luthfi menjelaskan cara kerja alat secara umum dan kalibrasi alat yang perlu dilakukan secara rutin.

Lebih lanjut lagi, Luthfi mengatakan bahwa semoga ke depannya alat ini harap dapat dijaga dan dimanfaatkan dengan maksimal oleh Fatoni, selaku mitra.

infografis hari tani nasional
jumlah petani indonesia turun sejak tiga tahun terakhir (liputan6/yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya