Bersama Musisi, IKLIM Terus Tingkatkan Kesadaran Masyarakat soal Krisis Iklim

IKLIM menggelar lokakarya “Aktivisme Musik & Lingkungan” 1-5 Juli 2024, di Ubud, Bali.

oleh Tim Showbiz diperbarui 02 Jul 2024, 16:35 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2024, 16:35 WIB
IKLIM
Lokakarya IKLIM bertema digelar di Ubud, Bali, 1-5 Juli 2024 dengan menggandeng para musisi. (Dok. IKLIM)  

 

Liputan6.com, Ubud - The Indonesian Climate Communications, Arts & Music Lab (IKLIM) Kembali menggelar lokakarya dan kegiatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang krisis iklim.

Kali ini IKLIM menggandeng 15 musisi ternama untuk ikut berpartisipasi dalam sebuah okakarya bertema “Aktivisme Musik & Lingkungan” yang digelar mulai Senin (1/7) hingga Jumat (5/7) di beberapa lokasi di Ubud, Bali.

Band-band keren seperti Efek Rumah Kaca, Voice of Baceprot, Down For Life, serta solois Petra Sihombing turut berpartisipasi. Begitu juga Asteriska, Bsar, Daniel Rumbekwan, DJ Bachoxs, Jangar, Las!, Matter Mos, Petra Sihombing, Poker Mustache, Rhosy Snap, The Vondallz, dan Wake Up Iris.

Tujuan Utama lokakarya ini adalah untuk mendorong kolaborasi antara pelaku budaya seperti musisi, pakar, serta organisasi iklimdan lingkungan, guna meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang krisis iklim untuk mendorong perubahan yang signifikan dan berkelanjutan.

Salah satu musisi yang tergabung dengan IKLIM, Nova Ruth tampil menjadi fasilitator. Putri gitaris legendaris Toto Tewel ini berbagi tentang kisahnya dengan kapal Arka Kinari menyampaikan pesan krisis iklim melalui musik.

Nova mengatakan, “Musik memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan mendesak tentang krisis iklim. Melalui IKLIM, kami bertujuan menginspirasi tindakan dan meningkatkan kesadaran melalui ekspresi kreatif," ujar musisi/penyanyi yang kerap menggelar tur di Eropa ini, dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

Bahas Isu Krisis Iklim

IKLIM
Lokakarya IKLIM bertema digelar di Ubud, Bali, 1-5 Juli 2024 dengan menggandeng para musisi. (Dok. IKLIM)  

Selama lokakarya empat hari ini, peserta akan membahas isu-isu krisis iklim, solusi energi terbarukan, dan dampak penggunaan batubara terhadap polusi udara dan emisi CO2.

Selain itu, seluruh musisi juga akan berkesempatan untuk memperdalam keterampilan dalam menyusun narasi yang menarik tentang krisis iklim dan solusinya untuk mempengaruhi persepsi dan tindakan masyarakat.

Para musisi juga akan melakukan penanaman pohon bersama guna mengimbangi emisi karbon yang dihasilkan (carbon offsetting) dari perjalanan para musisi dari kota asalnya ke Bali.

Kegiatan penanaman pohon akan dilakukan di area Gianyar sebagai langkah konkret untuk melestarikan ekosistem lokal.

 

Kesadaran terhadap Iklim dan Lingkungan

IKLIM
Lokakarya IKLIM bertema digelar di Ubud, Bali, 1-5 Juli 2024 dengan menggandeng para musisi. (Dok. IKLIM)  

Serangkaian kegiatan lokakarya ini diharapkan dapat menginspirasi musisi untuk menggunakan platform mereka dalam menyebarkan pesan kesadaran lingkungan dan iklim melalui musik, pertunjukan, dan media sosial dengan cara-cara kreatif dan berdampak.

Selain itu, diharapkan lokakarya ini tidak hanya mempererat kolaborasi antara musisi dan seniman, namun juga dengan organisasi iklim dan lingkungan. 

Dengan demikian, musisi dan seniman dapat memperkuat kerja organisasi iklim dan membangun dukungan publik untuk reformasi serta implementasi kebijakan iklim di Indonesia.

 

Jawab Tantangan Krisis Iklim

IKLIM
Lokakarya IKLIM bertema digelar di Ubud, Bali, 1-5 Juli 2024 dengan menggandeng para musisi. (Dok. IKLIM)  

IKLIM sendiri didirikan 2023, bertujuan untuk menjawab tantangan krisis iklim yang mendesak dengan menyatukan musisi, seniman, organisasi lingkungan, dan pakar iklim.

Melalui musik dan seni, IKLIM mendorong masyarakat untuk terlibat dalam dialog dan bertindak menghadapi krisis iklim di Indonesia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya