Fakta-Fakta Menarik dari Series Zona Merah, Sidharta Tata sebut Karakter Maria Theodore Kompleks dan Rumit

Fakta menarik di balik layar dari series Zona Merah yang akan tayang pada 8 November 2024 mendatang.

oleh Naia Trianisa Pangestu diperbarui 10 Okt 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2024, 15:30 WIB
Zona Merah
Aghniny Haque, Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa di SCTV Tower saat wawancara untuk Zona Merah. (Dok. Liputan6).

Liputan6.com, Jakarta Series Zona Merah merupakan produksi dari Screenplay Films yang disutradarai oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa. Dibintangi oleh sederet artis kecintaan tanah air seperti, Aghniny Haque, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Devano Danendra, dan Maria Theodore ini akan tayang pada 8 November 2024 di Vidio.

Zona Merah sendiri mengangkat cerita apokalips yang berpusat pada Kota Rimbalaya dimana terjadi penyelewengan jabatan dari pejabat sekitar dan juga pada akhirnya membawa ke bencana yang menghadirkan Mayit Hidup. Serial ini akan menampilkan ketegangan dengan adegan-adegan yang membuat jantung berdebar.

Dalam Wawancara bersama awak media pada Selasa, 8 Oktober 2024, Aghniny Haque, Sidharta Tata dan Fajar Martha Santosa menceritakan kisah unik dari balik layar saat masa produksi, mulai dari keseruan hingga kesulitan tiap yang dirasakan.

Karakter Ella Diperankan Maria Theodore

Maria Theodore
Maria Theodore. (Dok. Instagram @mariatheodoree).

Sidharta Tata mengakui kesulitannya dalam menggambarkan sosok Ella yang diperankan oleh Maria Theodore. Diceritakan bahwa Ella seorang selebgram dan sangat menggambarkan anak kota harus datang ke Rimbalaya dan menghadapi masalah yang besar untuk dirinya. Tata menjelaskan bahwa karakter tersebut memiliki emosi yang kompleks, Maria dituntut untuk dapat menjadi peran yang dihadapkan oleh trauma dan bertahan hidup di tengah kekacauan.

“Sulit untuk memerankan seseorang yang hidupnya berubah drastis dalam waktu singkat. Tapi justru itulah tantangan terbesarnya,” jelas Tata. 

Meskipun kesulitan yang terjadi, ia bersyukur peran Ella ini dapat tersampaikan dengan baik berkat akting dari aktris muda tersebut. 

Pendalaman Aghniny Haque

Aghniny Haque
Aghniny Haque. (Dok. Liputan6).

Aghininy juga menceritakan tantangan baginya dalam mewujudkan tokoh Maya tersebut. Sehingga Ia mengakui telah melakukan riset dari menyaksikan berbagai film atau series yang mengangkat tema apokalips terutama zombie untuk dapat menghadirkan rasa nyata dan natural dalam kejadian-kejadian di dalam Zona Merah.

“Kayak gimana temen-temen bisa percaya bahwa mayit-mayit ini sungguh mematikan dan ya berimajinasi itu bukan hal yang mudah,” katanya.

Ketegangan saat Syuting

Seperti yang diketahui bahwa proses produksi series tersebut membutuhkan banyak sekali pemeran figuran hingga mencapai 100 orang lebih untuk mengisi peran sebagai mayit, warga atau keduanya. 

Tantangan tersebut juga ditambah dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, dimana mereka diharuskan untuk mengulang adegan-adegan yang dilakukan dengan jumlah hampir 4.000 kru produksi. 

Namun untungnya dengan persiapan yang matang di setiap adegan rumit yang harus dilakukan membuat syuting yang dilakukan dari bulan Februari hingga Mei ini dapat berjalan dengan lancar. 

“Setiap hari, berhadapan dengan tantangan baru. untungnya, kami selalu bisa menyelesaikan semuanya dengan baik,” ujar Tata.

Pernyataan dari Aghniny pun menambahkan pandangan dia terhadap proses syuting Zona Merah, ia merasa diberikan kebebasan penuh untuk mengeksplor karakter yang diperankan tersebut oleh Sidharta Tata dan Fajar Martha. Selain itu, dengan lingkungan dan situasi yang sehat membuatnya dapat bekerja dengan maksimal dalam series tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya