Alasan When Life Gives You Tangerines Menelan Biaya Produksi hingga Rp675 Miliar

Dalam When Life Gives You Tangerines, IU berperan sebagai Ae Soon remaja yang tumbuh menjadi gadis dewasa berusia 20-an.

oleh Zulfa Ayu Sundari Diperbarui 05 Mar 2025, 21:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2025, 21:00 WIB
When Life Gives You Tangerines
When Life Gives You Tangerines. (Foto: Instagram/ netflixkr)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Drakor terbaru IU dan Park Bo Gum berjudul When Life Gives You Tangerins serta tayang di Netflix pada 7 Maret 2025 mendatang. Serial ini memiliki 16 episode yang akan tayang dengan total 4 episode setiap pekannya.

When Life Gives You Tangerins yang juga dikenal dengan Bokssak Cheotsuda, mengisahkan perjalanan hidup penuh warna dari Ae-soon dan Gwan-sik, pasangan yang lahir di Pulau Jeju pada 1960-an. Drama ini menampilkan perjalanan keduanya melalui empat musim yang menggambarkan lika-liku kehidupan dan cinta.

IU berperan sebagai Ae Soon remaja yang tumbuh menjadi gadis dewasa berusia 20-an. Sementara karakter Gwan-sik versi muda diperankan oleh Park Bo Gum. Seiring berjalannya waktu, versi dewasa dari Ae Sun dan Gwan Sik akan diperankan oleh Moon So Ri dan Park Hae Joon.

Penampilan mereka akan semakin meningkatkan daya tarik drama ini, menggambarkan bagaimana Ae Sun dan Gwan Sik menghadapi tantangan hidup dengan ketahanan saat mereka memasuki masa dewasa.

Menjelang penayangannya, beredar kabar bahwa biaya produksi serial ini mencapai 60 miliar won atau setara dengan Rp675 miliar. Mengenai hal ini, Kim Won Seok selaku sutradara pun memberi komentar.

Promosi 1

Kata Sutradara

When Life Gives You Tangerines. (Netflix via Soompi)
When Life Gives You Tangerines. (Netflix via Soompi)... Selengkapnya

“Sebenarnya, saya tidak terlalu tahu tentang biaya produksi, tetapi memang benar bahwa dana yang dikeluarkan cukup besar. Namun, menyebutkan jumlah biaya produksi yang besar tidak serta-merta membantu dalam promosi,” tuturnya seperti diwartakan oleh media Osen, Rabu (5/3/2025).

“Saya pikir ini adalah karakteristik unik dari negara kita. Biasanya, penonton lebih memperhatikan biaya produksi dan berkata, 'Dengan biaya produksi sebanyak itu, kita bisa membuat beberapa drama yang lebih baik’,” sambungnya.  

Set Terbuka

Sebagai seorang sutradara yang menggarap drama dengan biaya produksi besar, Kim Won Seok merasa bahwa kualitasnya tentu harus sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Penonton tidak boleh merasa bahwa biaya produksi itu terbuang sia-sia.

“Saya mencoba membuat drama ini semenarik mungkin dengan mempertimbangkan hal tersebut. Banyak dana dialokasikan untuk proses syuting dan usaha menciptakan tampilan visual yang maksimal. Drama kami memerlukan biaya besar hanya untuk membangun set terbuka,” jelasnya.

Set Periode 1960-an hingga 2020-an

Membangun set untuk menggambarkan perjalanan waktu Pulau Jeju selama puluhan tahun juga menelan biaya yang sangat besar.

“Seperti yang kalian tahu, drama ini mencakup periode dari tahun 1960-an hingga 2020-an, sehingga banyak biaya yang digunakan untuk seni dan perubahan latar yang terus berkembang. Selain itu, kami berusaha menciptakan situasi yang realistis agar penonton merasa seperti benar-benar berada di dalam cerita tersebut,” tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya