Jelajahi Ekowisata Mangrove Wonorejo di Surabaya

Objek wisata alam di Surabaya, Jawa Timur yang patut diperhitungkan karena mangrovenya yang rindang.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Jul 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 17 Jul 2019, 20:00 WIB
Hutan Mangrove Wonorejo
Hutan Mangrove Wonorejo adalah wisata alam terbaik di Surabaya (Foto: indoturs.com)

Liputan6.com, Jakarta - Surabaya tidak hanya kaya wisata sejarah dengan bangunan sejarahnya. Akan tetapi, wisata alam di Surabaya, Jawa Timur juga patut diperhitungkan. Salah satunya ekowisata mangrove, Wonorejo, Surabaya, Jawa Timur.

Selain tentu ada mangrove dengan luas lahan lebih dari 800 hektar, di kawasan ini terdapat juga 83 spesies burung eksotik dan langka seperti bambangan kuning, cangak merah, perkutut Jawa, dan punai gading.

Mangrove atau bakau adalah spesies tanaman yang hidup di antara batas pasang dan surut sebuah kawasan pesisir. Di pantai timur Surabaya ini, lebih dari setengah jenis bakau yang ada di Indonesia tumbuh subur di sana.

Objek wisata ini berada di Jalan Raya Wonorejo No.1, Rungkut, Surabaya. Berikut Liputan6 mengutip dari buku Jalan-Jalan Surabaya, enaknya ke mana? karya Yusak Anshori dan Adi Kusrianto.

Vegetasi asli yang tumbuh di daerah ini didominasi oleh bakau (Rizhophora mucronata, Rizhophora apiculata), api-api (Avicennia alba), pidada (Sonneratia caseolaris), dan buta-buta (Excoecaria agallocha). Beberapa jenis tumbuhan lain juga ditemukan di kawasan ini seperti ketapang (Terminalia catapa) dan nipah (Nypa fructicans).

Selain itu, terdapat pula tanaman sejenis bakau dan nonbakau introduksi (hasil kegiatan reboisasi). Misalnya waru larut (Hibiscus tilliaceus), tanjang (Bruguiera gymnorrhiza), nyamplung (Callophylum inophyllum), bintaro (Cerberamanghas), akasia (Acacia auriculiformis), asem (Tamarindus indica), dan lamtoro (Paraseriantes falcataria).

Setiap tahun, penanaman pohon mangrove ditargetkan mencapai 50 ribu batang, dengan luas mencapai 10 hektar. Pengelola setempat telah memberlakukan sistem paket untuk jalur wisata tersebut, sehingga para pengunjung dapat menikmati wisatanya dengan nyaman.

Untuk sampai ke kawasan wisata mangrove, pengunjung harus menempuh perjalanan dengan jarak sekitar lima kilometer dari Jembatan Merr II-C yang ada di kawasan Perumahan Pondok Nirwana, Kedung Baruk atau kampus Stikom Surabaya. Kemudian, dari jembatan itu pengunjung berjalan ke arah timur melewati IPH School, pangkalan taksi Orenz, hingga menemui penunjuk arah menuju EWM. Jarak tempuh dari titik tersebut hingga ke lokasi kira-kira 2,5 kilometer. Untuk harga tiketnya sebesar Rp 25.000 untuk dewasa dan Rp 15.000 untuk anak-anak.

Disediakan fasilitas perahu dengan perjalanan pergi dan pulang selama 20 menit. Selang 20 menit selanjutnya perahu tersebut silih berganti datang kembali.  Hingga kini, wisata mangrove dibuka pada hari Sabtu dan Minggu juga hari libur dan buka mulai pukul 08.00-18.00 WIB.

Sedangkan pada hari kerja, pengunjung harus menghubungi pihak pengelola wisata mangrove terlebih dahulu jika ingin melakukan kunjungan studi bagi pelajar. Untuk mengetahui kekayaan alam apa saja yang ada di Hutan Mangrove Wonorejo, pengunjung harus menyusuri muara Sungai Brantas dengan perahu.

Selain menaiki perahu, pengunjung juga bisa menyewa speedboat dengan kapasitas 6 orang dengan biaya sekitar Rp 300.000. Selama di perahu, pengunjung akan didampingi oleh pemandu wisata setempat.

Di Hutan Mangrove Wonorejo ini, pengunjung akan melihat monyet jenis laut atau monyet berekor panjang yang berseliweran dengan bebasnya. Hal itu dilakukan untuk menjaga populasi monyet agar tidak punah.

Jadi, pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan alam mangrove, tapi bisa juga bercengkrama langsung dengan binatang yang dilepas di sana. Sampai saat ini ekowisata mangrove di Surabaya timur masih menjadi satu-satunya wisata hutan pantai di Surabaya.

Kota yang terkenal sangat sibuk dan super ramai ternyata memiliki wisata alam yang cocok sekali untuk menghilangkan kepenatan.. Kunjungilah di sela-sela kesibukan Anda.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

3 Jalan di Surabaya Ini Punya Spot Foto Kece

20150919-Peringatan Perobekan Bendera Belanda di Hotel Yamato Surabaya
Para partisipan peringatan 70 tahun perobekan bendera Belanda di depan Hotel Yamato yang kini bernama Hotel Majapahit di Jalan Tunjungan Surabaya, Sabtu (19/9/2015). (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, cari tempat yang sering banget di lewati tapi bisa juga buat foto-foto? Di Surabaya ada beberapa jalan yang menjadi favorit warga Surabaya. Karena di sekitar jalan tersebut di penuhi dengan bangunan-bangunan yang menarik dan bersejarah yang bisa dikulik.

Jalan-jalan berikut harus didatangi, sebab jalan itu menjadi saksi dari kisah perjuangan bangsa dan patut untuk diabadikan. Liputan6.com menyusuri dari berbagai sumber mengenai tiga jalan kece dan instagramable di Surabaya:

1. Jalan Tunjungan

Jalan ini kaya akan bangunan-bangunan bersejarah sejak jaman Hindia- Belanda. Sebut saja Gedung Siola, Hotel Yamato (sekarang namanya Hotel Majapahit) yang menjadi lokasi perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru), dan Monumen Pers.

Selain itu, di kawasan Jalan Tunjungan ada berbagai bangunan yang sudah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya. Jalan ini juga menjadi salah satu jalan yang sering dikunjungi oleh para penggemar foto.

2. Jalan Mayjend Sungkono

Di sekitar jalan tersebut banyak bermekaran pohon tabebuya dengan warna- warna yang indah. Hal itu menjadi salah satu faktor mengapa jalan tersebut banyak dikunjungi oleh penduduk untuk berswa foto.

Kawasan Mayjend Sungkono didominasi oleh tempat tinggal dan usaha rumahan. Selain itu juga dekat dengan Mall Ciputra World yang menjadi ikon di kota ini dan juga dua perusahaan besar di Surabaya.

Jalan Pahlawan

3.Jalan Pahlawan

Jalan ini menjadi bukti sejarah perjuangan Arek-Arek Suroboyo pada masanya. Suasana heritage-nya sangat terasa sekali dilihat dari bangunan-bangunan kolonial Belanda jaman dulu yang masih berdiri dengan kokohnya.

Tentu dengan arsitektur yang masih sangat bagus. Akses untuk menuju jalan ini pun mudah dijangkau, termasuk dengan menggunakan gps. Jalan ini bisa menjadi spot-spot foto bergayavintage yang instagramable.

Itulah beberapa jalan yang kece dan instagramable yang harus banget kamu samperin. Momennya bisa jadi stok foto kamu di instagram.

(Wiwin Fitriyani, mahasiswi Universitas Tarumanagara)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya