Surabaya - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memakai solar cell untuk memenuhi kebutuhan listriknya di 100 titik lampu traffic light (TL) atau lampu lalu lintas.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, jumlah itu sudah 70 persen dari total TL yang ada.
Advertisement
"Setelah 2016 ada angin puting beliung. Saat listrik padam, traffic light ikut padam. Makanya kami pakai solar cell. Sekarang ada 100 titik, sudah pasang hampir 70 persen," ujar dia seperti dilansir suarasurabaya.net.
Advertisement
Pemkot Surabaya hanya perlu mengeluarkan biaya sewa meteran sekitar Rp 90.000 per bulan per satu titik TL. Sebelumnya, Pemkot menghabiskan Rp 1 juta per bulan untuk satu titik lampu TL.
"Biaya itu (Rp 90 ribu) untuk redundant-nya (back up) tidak bisa hanya mengandalkan satu," kata dia.
Baca Juga
Selai memasang solar cell di TL, Pemkot Surabaya juga menambahkan genset rumah-rumah pompa di Surabaya. Rumah pompa menjadi piranti penting mencegah banjir di Surabaya.
Saat ini, sudah ada 56 titik rumah pompa yang terpasang genset. Sebagiannya dialiri listrik hasil solar cell dari lampu TL, terutama untuk mengatasi situasi keterbatasan listrik.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Surabaya Pakai Panel Surya di Lampu Lalu Lintas, Ini Alasannya
Sebelumnya, pemadaman listrik di Jakarta, Banten, Jawa Barat dan sebagian Jawa Tengah sejak Minggu pukul 11.45 WIB berdampak terhadap kelancaran lalu lintas. Hal ini karena lampu lalu lintas tidak berfungsi baik dengan pemadaman tersebut.
Di Surabaya, Jawa Timur juga pernah mengalami pemadaman listrik karena puting beliung sehingga mengakibatkan padamnya lampu lalu lintas pada 2016. Dengan pengalaman tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memakai panel surya di lampu lalu lintas atau traffic light.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini (Risma) menuturkan, Pemkot Surabaya memasang panel surya di lampu lalu lintas, palang kereta api, dan sejumlah kantor pemerintahan. Solar panel itu dipasang untuk mengantisipasi pemadaman listrik, dan dilengkapi genset.
"Karena semua layanan menggunakan elektronik dan online yang tidak boleh mati. Di kelurahan ada redundant dengan pasang solar panel dan genset," ujar dia saat wawancara dalam program Fokus Indosiar yang ditulis Selasa, 6 Agustus 2019.
Ia menilai, di lampu lalu lintas di Surabaya memakai solar panel karena tidak membutuhkan kapasitas listrik yang besar sehingga investasi tidak terlalu mahal. Hal itu mengingat di Surabaya ada 145 kelurahan dan 31 kecamatan sehingga membutuhkan biaya besar untuk memasang solar panel. Pemkota Surabaya pun mengatasi dengan memasang panel surya di sejumlah kantor pemerintahan yang sangat membutuhkan listrik terutama untuk pelayanan masyarakat. Ini sebagai upaya antisipasi pemadaman listrik.
Risma menuturkan, untuk merawat solar panel tersebut, Pemkot Surabaya memiliki dinas yang mengontrol. Namun, dinas tersebut tak hanya mengawasi solar panel tetapi juga lainnya seperti pengelolaan sampah.
"Kami punya dinas, bukan hanya panel surya (red) tetapi juga keran rusak, ada dinas yang kontrol di Surabaya, ada tiap dinas kebersihan untuk sampah. Lima rayon kemudian pekerjaan umum betulkan jalan, kemudian cipta karya untuk gedung termasuk panel surya. Lima rayon itu di bawah lima wilayah sehingga dia cepat dan lebih kecil jadi lebih tersentral satu titik berdekatan dengan wilayah itu, kalau tidak berat," kata Risma.
Â
Advertisement