Liputan6.com, Jakarta - Hari Pahlawan merupakan peringatan penting dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini diperingati setiap 10 November.
Masyarakat Indonesia sudah sepantasnya memperingati hari bersejarah tersebut. Ribuan rakyat kala itu berperang melawan penjajah dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Berbicara soal Hari Pahlawan, Surabaya adalah kota yang disematkan sebagai Kota Pahlawan. Ada alasan dibalik disebutnya Surabaya sebagai Kota Pahlawan tersebut. Menurut Ady Setyawan, pegiat sejarah asal Surabaya, alasan tersebut tak lepas dari peristiwa berdarah Pertempuran Surabaya.
Advertisement
"Pertempuran Surabaya adalah sebuah pertempuran skala terbesar selama perang kemerdekaan 1945-1949," ucap Ady saat dihubungi Liputan6.com lewat layanan pesan singkat, Minggu (9/11/2019).
Baca Juga
Personil yang terlibat dalam peristiwa tersebut diperkirakan sekitar 120 ribu rakyat bersenjata. Mereka melawan kurang lebih 30 ribu pasukan Inggris yang didukung kekuatan perang modern dari darat, laut dan udara.
Rakyat yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut pun banyak. Ady menginformasikan sekitar 16 ribu orang telah gugur dalam Pertempuran Surabaya.
"Jumlah korban yang jatuh, diperkirakan sekitar 16 ribu gugur dalam palagan (pertempuran-red) Surabaya," lanjut Ady.
Oleh karena itu, disematkannya "Kota Pahlawan" untuk Surabaya tak lepas perjuangan masyarakat Indonesia yang kala itu memerangi penjajah. Banyak dari mereka gugur untuk membela bangsa. Menurut Ady Setyawan mengutip kalimat Bung Tomo, rakyat yang gugur adalah pahlawan yang sesungguhnya.
"Jika ada yang layak disebut pahlawan, maka seluruh rakyat yang gugur itulah pahlawan yang sesungguhnya," kutip Ady dari memoir Bung Tomo, Kesaksian dan Pengalaman Seorang Aktor Sejarah.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Mengenang Peristiwa 10 November di Benteng Kedung Cowek
Bagi Anda sedang di Surabaya saat peringatan Hari Pahlawan, Ady Setyawan juga menyarankan destinasi yang bisa dikunjungi. Ia menyarankan Benteng Kedung Cowek, Surabaya untuk dijadikan tujuan wisata saat Hari Pahlawan.
“Di sana dapat dilihat sisa-sisa lubang tembakan sepanjang dinding benteng dan kisah yang menyentuh tentang pertempuran di front ini,” ucap Ady.
Benteng pertahanan sejak zaman penjajahhan Belanda itu ada di daerah Kedung Cowek Surabaya. Lokasinya tak jauh dari Jembatan Suramadu-Pantai Kenjeran yang Belanda bangun untuk basis pertahanan militer menghadapi Jepang.
Melansir informasi dari situs indonesia.go.id, benteng ini Belanda bangun sebagai basis pertahanan dari Jepang. Kekalahan Belanda, membuat benteng ini selanjutnya dikuasai militer Jepang. Tak lama setelah itu, Jepang takluk dengan pasukan Sekutu NICA dan akhirnya benteng tersebut diduduki Indonesia.
Benteng ini digunakan oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan pasukan Sriwijaya untuk basis pertahanan. Dalam Pertempuran 10 November, Pejuang TKR dan pasukan Sriwijaya menyerang tentara Sekutu NICA dari Benteng Kedung Cowek. Mereka bertempur melawan musuh dengan senjata meriam yang tersimpan bekas peninggalan tentara Belanda dan Jepang.
Sebagian besar pejuang Indonesia tewas di benteng-benteng Kedung Cowek. Diperkirakan ada 200 tentara pejuang Indonesia yang gugur di sana.
(Kezia Priscilla - Mahasiswa UMN)
Advertisement