Pemkot Surabaya Revitalisasi Kali Lamong untuk Antisipasi Banjir

Beberapa kawasan yang rawan terjadi genangan saat musim hujan akibat luapan Sungai Kali Lamong di antaranya, wilayah Benowo, Raci, Sumberejo, dan Jurang Kuping, Surabaya.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2019, 12:20 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2019, 12:20 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Balai Kota Surabaya (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Surabaya merevitalisasi di sekitar kawasan Kali Lamong, Surabaya, Jawa Timur, untuk mengantisipasi banjir yang sering terjadi di wilayah Surabaya Barat.

Kepala Bidang Pematusan, Dinas PU Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, menuturkan, beberapa kawasan yang rawan terjadi genangan saat musim hujan akibat luapan Sungai Kali Lamong di antaranya, wilayah Benowo, Raci, Sumberejo, dan Jurang Kuping.

"Untuk mengatasi genangan di Sumberejo menjelang musim hujan kali ini, Pemkot Surabaya akan membangun tiga unit pompa dengan kapasitas masing-masing 3 meter kubik. Sehingga total 9 meter kubik. Namun, tahun ini kita beli satu pompa dulu," kata Syamsul, mengutip laman Antara, Kamis (7/11/2019).

Namun, lanjut dia, karena Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) ingin menambah kapasitasnya hingga 5 meter kubik sehingga pipa yang digunakan menyesuaikan dengan kapasitas tersebut.

Selain itu, Syamsul menyebut, langkah lain yang dilakukan untuk mengatasi genangan air di wilayah Surabaya Barat adalah dengan membangun bosem atau  tempat penampungan air. Pembangunan bosem tersebut memanfaatkan Bekas Tanah Kas Desa (BTKD). Luasan tanah yang digunakan untuk bosem sekitar 2,2 hektare.

"Kita juga buat tangggul Kali Lamong. Sebetulnya kita buat tanggul itu sudah tiga tahun lalu. Tapi, kemarin jebol karena terlalu tinggi akhirnya terjadi banjir di Tambakdono," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Panjang Tanggul

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Pasukan gabungan TNI bersama warga Surabaya dalam Karya Bhakti TNI turut bersihkan Sungai Kalimas pada Jumat (20/9/2019). (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Syamsul mengatakan, panjang tanggul yang dibuat rencananya 8,5 kilometer. Saat ini yang sudah dibuat panjangnya mencapai 2,5 kilometer, dengan ketinggian 3 meter. Namun, lanjut dia, sesuai arahan Risma, ketinggian tersebut akan ditambah 1 meter di sisi-sisinya, sehingga diperkirakan ketinggian mencapai 4 meter.

"Mudah-mudahan kuat. Di beberapa titik yang kemarin jebol dipasang bronjong, batu kali yang diikat dengan kawat. Mungkin sekitar 100 meter pakai bronjong. Di titik-titik yang jebol dipasangi semua," kata dia.

Ia menambahkan, dengan tanggul sepanjang 2,5 kilometer, bisa dibuat pintu air. Dengan terpasangnya pintu air, diperkirakan kawasan Tambakdono bebas luberan air dari Kali Lamong.

"Dengan adanya pintu air, air tidak bisa masuk areal pemukiman warga. Air di areal warga karena tidak bisa keluar juga, karena ada pintunya maka kita pompa. Jadi, warganya insyaallah tidak tergenang," ujar dia.

Syamsul Hariadi mengatakan, pompa yang dibangun di area tanggul Kali Lamong melayani cathment area (Daerah tangkapan air), mulai dari Benowo, Sumberejo, Sumber Jaya dan kawasan yang ada di SMPN 14 Surabaya.

DPUBMP Surabaya menargetkan pembangunan tanggul, bosem dan pompa di sekitar Kali Lamong selesai pada 2021. Dengan begitu, beberapa daerah rawan genangan yang ada di Surabaya Barat bisa teratasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya