BMKG Juanda: Surabaya Berpeluang Hujan hingga Malam Hari

Berdasarkan data BMKG Juanda, cuaca Surabaya pada siang hari ini alami hujan lokal.

oleh Agustina Melani diperbarui 10 Jan 2020, 12:12 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2020, 12:12 WIB
(Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda  memperkirakan Surabaya, Jawa Timur berpeluang hujan dari siang hingga malam hari pada Jumat pekan ini.

"Surabaya masih hujan siang hingga malam hari. Suhu udara 25-33 derajat celsius. Kecepatan angin dari arah barat 5-30 KM per jam. Kelembapan sekitar 55 persen-95 persen,” ujar Prakirawan BMKG Juanda, saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (10/1/2020).

Berdasarkan data BMKG Juanda, cuaca Surabaya pada siang hari ini alami hujan lokal. Suhu udara sebagian besar di wilayah Surabaya yaitu 33 derajat celsius. Kelembapan 55 persen-60 persen dan kecepatan angin dari arah barat 30 KM per jam.

Selain itu, BMKG Juanda juga mengingatkan ada pasang air laut maksimum pada 9-11 Januari 2020. Ini seiring fase bulan purnama. Pengaruh pasang air laut maksimum ini berdampak dengan munculnya genangan air yang dapat menganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Wilayah pesisir yang berpotensi terdampak antara lain Pelabuhan Surabaya pada pukul 22.00-24.00 WIB, Pesisir Surabaya Timur pada pukul 22.00-23.00 WIB, dan Pesisir Sidoarjo dan Pasuruan pada pukul 22.00-23.00 WIB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Waspadai Banjir Rob

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ada banjir rob di Jawa Timur terutama di Pelabuhan Surabaya, pesisir Surabaya Timur, Sidoarjo dan Pasuruan pada 9-11 Januari 2020.

Banjir rob ini karena pasang maksimum memasuki fase bulan purnama pada 9-11 Januari 2020. Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Arif Wiyono menuturkan, banjir rob itu terjadi karena siklus bulanan astronomi gravitasi bulan sehingga akan alami ketinggian pasang air laut.

Hal ini terjadi selama dua kali dalam satu bulan yaitu saat purnama dan awal bulan. Fase purnama saat bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi mempengaruhi kondisi pasang air laut maksimum dan disertai puncak musim hujan yang masih terjadi pada Februari. 

"Ada kenaikan ketinggian air sekitar 10-20 cm di daratan. Ini berdampak terhadap beberapa wilayah pesisir terutama yang topografinya landai bisa masuk ke daratan. Ini terjadi pada malam hari dan waktunya berbeda,” ujar Arif saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 8 Januari 2020.

BMKG juga menyebutkan pengaruh pasang air laut maksimum ini berdampak dengan munculnya genangan air yang dapat menganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Wilayah pesisir yang berpotensi terdampak antara lain Pelabuhan Surabaya pada pukul 22.00-24.00 WIB, Pesisir Surabaya Timur pada pukul 22.00-23.00 WIB, dan Pesisir Sidoarjo dan Pasuruan pada pukul 22.00-23.00 WIB.

Oleh karena itu, Arif mengimbau masyarakat mewaspadai banjir rob. Apalagi masuk musim penghujan dengan hujan intensitas sedang dan lebat sehingga akan meningkatkan ketinggian air di daerah pesisir antara lain di Sidoarjo, Wonorejo, dan daerah pesisir lainnya. Masyarakat diimbau tetap waspada mengantisipasi banjir rob pada 9-11 Januari 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya