BMKG Juanda: Surabaya Masih Berpeluang Hujan hingga Malam Hari

Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukmahakim menuturkan, Surabaya berpotensi hujan lokal pada siang hari dengan intensitas ringan hingga sedang.

oleh Agustina Melani diperbarui 09 Jan 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Jan 2020, 14:00 WIB
(Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)
Tugu Pahlawan Merah Putih di Surabaya, Jawa Timur. (Foto: Dok Humas Pemkot Surabaya)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya memperkirakan, Surabaya, Jawa Timur alami hujan berintensitas ringan hingga lebat pada Kamis pekan ini.

Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukmahakim menuturkan, Surabaya berpotensi hujan lokal pada siang dan sore hari dengan intensitas ringan hingga sedang. Kemudian pada malam hari, hujan di Surabaya dengan intensitas sedang dan lebat.

"Suhu udara 25-33 derajat celsius. Kecepatan angin 30-40 KM per jam dengan kelembapan 55-95 persen,” ujar Oky saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (9/1/2020).

Ia mengimbau masyarakat untuk menebang pohon yang rawan tumbang karena potensi angin kecang masih ada. Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk membersihkan saluran air sehingga mengantisipasi banjir.

Berdasarkan data BMKG Juanda, cuaca pada malam hari akan alami hujan lokal di sebagian besar kecamatan di Surabaya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Waspadai Banjir Rob di Surabaya dan Pasuruan

Penyeberangan Ujung Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.
Penyeberangan Ujung Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai ada banjir rob di Jawa Timur terutama di Pelabuhan Surabaya, pesisir Surabaya Timur, Sidoarjo dan Pasuruan pada 9-11 Januari 2020.

Banjir rob ini karena pasang maksimum memasuki fase bulan purnama pada 9-11 Januari 2020. Prakirawan BMKG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Arif Wiyono menuturkan, banjir rob itu terjadi karena siklus bulanan astronomi gravitasi bulan sehingga akan alami ketinggian pasang air laut.

Hal ini terjadi selama dua kali dalam satu bulan yaitu saat purnama dan awal bulan. Fase purnama saat bulan mencapai jarak terdekatnya dengan bumi mempengaruhi kondisi pasang air laut maksimum dan disertai puncak musim hujan yang masih terjadi pada Februari.

"Ada kenaikan ketinggian air sekitar 10-20 cm di daratan. Ini berdampak terhadap beberapa wilayah pesisir terutama yang topografinya landai bisa masuk ke daratan. Ini terjadi pada malam hari dan waktunya berbeda,” ujar Arif saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 8 Januari 2020.

BMKG juga menyebutkan pengaruh pasang air laut maksimum ini berdampak dengan munculnya genangan air yang dapat menganggu transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir, aktivitas petani garam dan perikanan darat serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan.

Wilayah pesisir yang berpotensi terdampak antara lain Pelabuhan Surabaya pada pukul 22.00-24.00 WIB, Pesisir Surabaya Timur pada pukul 22.00-23.00 WIB, dan Pesisir Sidoarjo dan Pasuruan pada pukul 22.00-23.00 WIB.

Oleh karena itu, Arif mengimbau masyarakat mewaspadai banjir rob. Apalagi masuk musim penghujan dengan hujan intensitas sedang dan lebat sehingga akan meningkatkan ketinggian air di daerah pesisir. Masyarakat diimbau tetap waspada mengantisipasi banjir rob pada 9-11 Januari 2020.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya