Liputan6.com, Jakarta - Universitas Negeri Surabaya (Unesa) membentuk tim untuk memantau mahasiswa Unesa yang usai menjalani observasi di Natuna, Kepulauan Riau. Tim tersebut terdiri dari dosen, tim kesehatan dari Fakultas Olahraga Unesa, psikolog dan tim humas.
Humas Unesa Vinda Maya Setianingrum menuturkan, tim tersebut akan dibagi dua kelompok untuk memantau sembilan mahasiswa Unesa usai menjalani observasi di Natuna. Tim tersebut akan mendatangi rumah masing-masing mahasiswa tersebut untuk memberikan pendampingan kepada mahasiswa dan orangtua.
Sebelumnya pihaknya akan menyambut para mahasiswa tersebut di kampus. Akan tetapi, para mahasiswa itu ingin bertemu keluarga secepatnya. Oleh karena itu, Unesa menggantinya dengan trauma healing. Selain itu, Vinda menuturkan, dinas kesehatan pemerintah daerah juga turut memantau.
Advertisement
"Opsi kami ganti home visit ke rumah masing-masing untuk memantau tingkat kecemasan dan psikis orangtua masing-masing dan mahasiswa. Secepatnya dilakukan, kami akan datang ke rumah mahasiswa dengan membentuk dua kelompok,” ujar Vinda saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (14/2/2020).
Baca Juga
Terkait sejumlah studi mahasiswa Unesa yang belum selesai di Wuhan, China, Vinda menuturkan, kuliah dilakukan online mulai 12 Februari. Akan tetapi, pihaknya meminta kepada Central China Normal University (CCNU) di Wuhan, China untuk dilakukan sesudah observasi dan kondisi normal. Selain itu, nanti pembelajaran lebih kepada pengembangan soal-soal. Total 13 mahasiswa Unesa berada di Wuhan, China untuk studi dan mendapatkan beasiswa Bahasa Mandarin.
"Sedangkan kalau yang sudah selesai bisa ikut gabung kembali kuliah pada semester ini,” ujar Vinda.
Selain itu, pihaknya juga sudah memberikan sosialisasi kepada mahasiswa Unesa yang lain untuk menerima baik mahasiswa Unesa yang dari observasi Natuna.
Vinda menambahkan, pihaknya juga mengharapkan masyarakat juga dapat menerima baik. Mahasiswa Unesa jalani observasi di Natuna tersebut juga dalam kondisi sehat dan ikut observasi untuk ikuti aturan WHO. Observasi dilakukan selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau. "Ini dalam kondisi sehat semua. Kami juga sudah sosialisasikan kepada mahasiswa di Unesa kemarin,” tutur dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Terkait WNI Jatim dari Natuna, Khofifah Sampaikan Selamat Kembali Berkumpul Bersama Keluarga
Sebelumnya, sebanyak 65 warga Jawa Timur dari Wuhan, Tiongkok yang telah menjalani masa karantina selama 14 hari di Natuna, Kepulauan Riau direncanakan akan tiba di Jawa Timur, pada Sabtu, 15 Februari 2020.
Oleh Kementerian Kesehatan mereka dinyatakan sehat dan diperbolehkan untuk kembali ke daerah asalnya masing-masing. Terkait hal tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur secara kontinyu berkoordinasi dengan tim kementerian kesehatan sampai proses pemulangan seluruh warga asal Jawa Timur tersebut.
"Kami akan kawal betul proses pemulangannya. Memastikan ke 65 orang tersebut bisa kembali sehat dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Kepulangan mereka sudah ditunggu-tunggu keluarga," ungkap Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Jumat, 14 Februari 2020, dikutip dari keterangan tertulis.
Untuk diketahui, dari 238 WNI yang dibawa pulang dari Wuhan Tiongkok, sebanyak 65 diantaranya berasal dari Jawa Timur. Rinciannya dari Sidoarjo 3 orang, Surabaya 34 orang, Tuban 1 orang, Banyuwangi 1 orang.
Selain itu, Bojonegoro 1 orang, Bondowoso 1 orang, Gresik 1 orang, Jember 1 orang, Kediri 4 orang, Lamongan 2 orang, Lumajang 4 orang, Malang 7 orang, Pamekasan 1 orang, Ponorogo 1 orang, dan Probolinggo 3 orang.
Khofifah mengatakan, masyarakat Jawa Timur tidak perlu khawatir berlebihan dalam merespons kepulangan WNI asal Wuhan tersebut. Khofifah memastikan seluruh WNI tersebut dalam kondisi sehat.
"Kementerian Kesehatan sudah melakukan observasi selama 14 hari dan tidak ada satupun dari mereka yang menunjukkan gejala terinfeksi virus corona. Mereka mengantongi surat keterangan sehat dari Kemenkes, jadi tidak perlu khawatir," ujar dia.
Meski demikian, Khofifah tetap mengingatkan agar seluruh masyarakat tetap waspada terhadap ancaman penularan virus corona tersebut dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).
Advertisement
Imbauan Khofifah
Khofifah juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak menganggap sepele jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala layaknya mereka yang terinfeksi virus corona.
"Kalau ada anggota keluarga yang panas tinggi, batuk, serta sesak nafas, agar segera melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit terdekat dan melaporkan ke Dinas Kesehatan Kab/Kota setempat. Pemprov Jatim menyiapkan tiga rumah sakit untuk memberikan layanan terkait ini yaitu RS. dr. Soetomo Surabaya, RS. Dr. Syaiful Anwar Malang dan RS. dr. Soedono Madiun, " imbuhnya.
Khofifah menambahkan, Pemprov Jawa Timur telah melakukan serangkaian aksi pencegahan masuknya virus corona ke Jawa Timur di sejumlah pintu masuk. Pun, dengan kesiapan tim kesehatan provinsi dan rumah sakit rujukan.
"Antisipasi sudah dilaksanakan sejak awal Januari dengan melakukan langkah-langkah seperti memasang Body Thermal Scanner di setiap pintu masuk kedatangan Luar Negeri, dan menyiapkan tim kesehatan yang akan memeriksa kondisi fisik dari orang yang terdeteksi demam. Bagi orang yang terdeteksi demam dan batuk atau sesak akan dilakukan pengawasan di ruang isolasi Rumah Sakit," papar Khofifah.
Terus Berkoordinasi
Sedangkan bagi orang yang tidak terdeteksi demam juga telah diberi HAC (Health Allert Cards) atau kartu Kewaspadaan kesehatan. Pemprov juga menyiapkan Rumah Sakit guna keperluan isolasi pasien dengan pengawasan yaitu RSUD dr Soetomo Surabaya, RSUP dr Soedono Madiun, dan RSUD Saiful Anwar Malang.
Pemprov, tambah Khofifah, juga telah berkoordinasi dengan Dinkes Kab/Kota untuk ikut memantau kesehatan orang-orang yang datang dari negara terjangkit/ yang membawa HAC.
"Kami terus melakukan koordinasi dengan seluruh jajaran terkait. Termasuk dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian Luar Negeri. Alhmadulillah, hingga saat ini belum ada ditemukan pasien yang terdeteksi terjangkit virus corona," imbuhnya.
Advertisement