Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat kenaikan nilai ekspor dan impor alat kesehatan pada Mei 2020 akibat masih tingginya kasus COVID-19.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan menuturkan, untuk peningkatan impor alat kesehatan utamanya terjadi pada barang jadi. Demikian seperti mengutip dari Antara, Selasa (16/6/2020).
Kenaikan impor yang paling signifikan terjadi pada alat tes cepat mencapai 1.648 persen, yakni dari USD 126.828 pada April menjadi USD 2.217.360 pada Mei 2020.
Advertisement
Baca Juga
Selanjutnya kenaikan impor alat pelindung diri (APD) yang meningkat 493 persen, yakni dari USD 146.184 menjadi USD 866.234, serta media atau alat virus transfer yang meningkat 251 persen dari USD 9.508 menjadi USD 33.380
Berikutnya, kaca mata pelindung kesehatan yang naik 187 persen dari USD 68.104 menjadi USD 195.189 dan penyanitasi tangan atau hand santizer naik 141 persen dari USD 293.812 menjadi USD 709.350.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Peningkatan Ekspor Alat Kesehatan
Sedangkan peningkatan ekspor alat kesehatan terjadi pada sarung tangan sebesar 734 persen, yakni dari USD 52.486 pada April menjadi USD 437.515 pada bulan selanjutnya.
"Kenaikan juga terjadi pada ekspor bahan baku penyanitasi tangan yang meningkat 114 persen, yakni dari 1.941.078 dolar AS menjadi 4.159.651 dolar AS," kata dia.
Selanjutnya ekspor termometer yang meningkat 107 persen, yakni dari USD 2.916 menjadi 6.023 dolar AS dan bahan baku masker yang meningkat 106 persen dari USD 212.963 menjadi USD 439.098.
Secara umum, akibat ada COVID-19, nilai impor yang dibukukan Provinsi Jawa Timur pada Mei 2020 mencapai USD 1,26 miliar atau turun sebesar 30,21 persen dibandingkan April 2020.
Sedangkan nilai ekspor pada Mei 2020 turun sebesar 8,25 persen dibandingkan April 2020, yakni dari USD 1,37 miliar dolar AS menjadi USD 1,25 miliar.
Advertisement