Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir terus menegaskan bahwa Indonesia harus menjadi bangsa yang berdikari dan memiliki roadmap supply chain yang jelas dan terukur.
Hal ini dilakukan demi mengurangi ketergantungan impor yang selama ini dilakukan. Meskipun impor tetap dibutuhkan, tapi Erick bilang, terus-terusan melakukan impor itu tidak benar.
Baca Juga
"Kita harus supply chain yang sehat tanpa anti impor. Tapi kalau gula harus impor terus, salah lah, ini yang harus kita lakukan, apakah alat kesehatan harus impor terus salah, lah," ujar Erick dalam diskusi virtual, Jumat (29/5/2020).
Advertisement
Memang ada beberapa komoditas yang masih harus impor, lanjut Erick. Contohnya, garam industri, dimana Indonesia masih belum memiliki kapabilitas yang cukup untuk memproduksinya.
Namun jika komoditas seperti gula dan alat kesehatan terus menerus impor tanpa ada perbaikan dalam rantai pasok, maka itu akan mematikan kesempatan Indonesia untuk membangun industri dalam negeri meskipun di tengah wabah Corona.
"Selama ini selalu bilang, pasar bebas. Tapi realitanya, sekarang ini era proteksionisme. Ini jadi kesempatan buat Indonesia berdikari untuk membangun supply chain yang sehat, tanpa anti-impor," jelas Menteri BUMN.
Â
Bakal Jadi Negara Maju
Erick juga mengatakan, beberapa ekonom meramalkan Indonesia akan menjadi negara maju. Namun begitu, ada 2 hal yang harus diperhatikan, yaitu transformasi teknologi dan biaya logistik.
"Banyak ekonom bilang Indonesia berpotensi jadi negara besar karena memiliki sumber daya alam dan market yang kuat, karena itu ada catatan lain, yaitu transformasi teknologi dan mahalnya logistik, terutama yang harus kita perbaiki teknologi," tutupnya.
Advertisement