Kreasi 3 Mahasiswa Bikin Abon Pepaya yang Menggoda Selera Makan

Yang membedakan, dalam memasak abon pepaya ini menggunakan tepung terigu dan tepung beras.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2020, 05:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 05:00 WIB
20150716-Ketiak Hitam? Ini Cara Memutihkan Ketiak Dengan 6 Bahan Alami 6
Buah pepaya yang masih hijau dapat dimanfaatkan untuk memutihkan ketiak yang hitam. Caranya dengan memarut pepaya muda tersebut hingga halus, lalu oleskan pada area kulit ketiak dan diamkan selama 10 menit kemudian bilas dengan air bersih. (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Tiga mahasiswa di Pasuruan, Jawa Timur berinovasi membuat abon. Jika sajian abon biasanya dinikmati bersama nasi dengan abon berasal dari daging sapi, ayam, dan ikan. Kali ini inovasi mahasiswa tersebut menciptakan abon bukan dari daging melainkan buah pepaya.

Tak sulit bagi Aan Tirta, Sofia, dan Windy, tiga Mahasiswa Jurusan Pertanian Universitas Jember asal Desa Nguling, Kecamatan Nguling, Pasuruan, untuk mencari bahan baku abon pepaya yang diproduksinya. Mengingat buah pepaya banyak ditanam di desanya.

Bukan pepaya matang yang dicarinya, tapi pepaya muda yang masih berwarna hijau. Pepaya kemudian dikupas dan dibersihkan, lalu diberi garam secukupnya untuk menghilangkan getah dan rasa getir.

Bumbu yang digunakan juga sederhana, dan sama seperti membuat abon dari bahan daging. Seperti bawang merah, bawang putih, lada dan bumbu-bumbu pelengkap lainnya.

Yang membedakan, dalam memasak abon pepaya ini menggunakan tepung terigu dan tepung beras. Demikian mengutip tayangan Fokus,  dikutip Jumat (3/7/2020).

Adonan bumbu halus, parutan pepaya, dan tepung diaduk hingga merata. Selanjutnya disaring untuk memisahkan parutan pepaya yang sudah dilumuri tepung dari sisa-sisa tepung. Langkah berikutnya digoreng kering. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sistem Penjualan Online

Ide membuat abon pepaya ini, pertama kali dicetuskan Aan Tirta, Mahasiswa Pertanian Universitas Jember, Jurusan Ketahanan Pangan saat mengisi waktu luang, selama masa perkuliahan di rumah akibat pandemi COVID-19. 

"Pertama kita tester teman-teman, ternyata banyak yang minat, kita buka dengan sistem PO," ujar Windy.

Melalui sistem penjualan online, abon pepaya yang diproduksi ketiga mahasiswa ini mendapat respons baik dari pembeli. Dalam sehari mereka mampu memasarkan 300 bungkus abon pepaya, kemasan 200 gram seharga Rp 8.000. Ketiga mahasiswa ini tak lagi dipusingkan dengan uang tambahan kuliah dan uang jajan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya