Guru Positif Corona COVID-19 di Surabaya Kini Hanya Empat Orang

Berdasarkan data per Kamis, 3 September 2020, guru di Surabaya, Jawa Timur yang telah dilakukan tes usap PCR COVID-19 sebanyak 4.460 orang.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Sep 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2020, 22:00 WIB
(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Koordinator Protokol Kesehatan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan Kota Surabaya menyatakan, kini tinggal empat orang guru terkonfirmasi positif Corona COVID-19 dalam perawatan yang sebelumnya mencapai 394 orang guru.

"Hari ini guru yang terkonfirmasi hanya tinggal empat orang saja. Mereka dari Kecamatan Wonocolo. Saat ini karantinanya di Hotel Asrama Haji," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Kamis, (3/9/2020), seperti dikutip dari Antara.

Dia menuturkan, berdasarkan data terbaru per Kamis, 3 September 2020, data kumulatif guru yang telah dilakukan swab test atau tes usap PCR COVID-19 sebanyak 4.460 orang.

Dari jumlah tersebut, hasil yang sudah keluar berjumlah 3.686 orang dengan rinciannya yakni pasien terkonfirmasi ada 394 orang dan negatif berjumlah 3.280 orang.

Ia menuturkan, pasien-pasien yang terpapar COVID-19 tersebut sebagian besar statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) sehingga proses kesembuhan mereka bisa berlangsung cepat.

"Treatmennya tidak ada bedanya dengan pasien yang lain. Bahkan hingga hari ini kami terus melakukan tes swab kepada para guru-guru," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Melakukan Deteksi Dini

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, Febria Rachmanita. Foto: Dian Kurniawan/Liputan6.com

Tidak hanya itu, ia mengatakan, salah satu strategi agar pasien yang terpapar dapat lekas pulih, yakni dengan cara masif melakukan deteksi dini. Dari situlah saat diketahui hasilnya kemudian Dinkes langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.

"Kenapa harus dilakukan pemeriksaan masif? Karena kita harus menemukan dari awal deteksi, begitu mengetahuinya langsung kita terapi. Ini salah satu cara kita, agar pasien banyak yang sembuh," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, ia juga memaparkan, bagi para guru yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) diwajibkan untuk ekstra menjaga kondisinya agar tidak kambuh.

Misalnya, lanjut dia, penyakit diabetes harus tetap mengkonsumsi obat-obat yang dianjurkan agar diabetesnya tetap terkendali."Jadi seperti diabetes itu tidak mungkin sembuh. Tetapi dia bisa terkendali," kata dia.

Dinkes Imbau Guru Perketat Protokol Kesehatan

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Febria Rachmanita. (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Bahkan, ia mengimbau kepada para guru agar memperketat dalam menjaga protokol, terutama menjaga jarak, mengenakan masker dan rajin cuci tangan, olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan berjemur sebelum pukul 09.00 WIB.

Jika nantinya, para guru datang ke sekolah maka dilarang untuk makan bersama-sama tanpa memperhatikan jarak.

"Apalagi ngobrol tanpa mengenakan masker. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak tahu virus itu ada di mana," kata dia.

Selain itu, Febria mengatakan hingga Rabu, 3 September 2020 jumlah pasien kumulatif yang dinyatakan sembuh mencapai 9.989 orang. Angka itu merupakan bagian dari jumlah kumulatif pasien konfirmasi sebanyak 12.436 orang.

"Untuk yang dalam perawatan yakni 1.501 terdiri dari rawat jalan 692 orang, rawat inap rumah sakit 569 orang, Hotel Asrama Haji 163 orang dan RS lapangan 77 kasus," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya