Respons Parpol Terkait Pernyataan Bupati Jember soal Mahar Politik

Bupati Jember Faida mengatakan pernyatannya dalam webinar beberapa pekan lalu soal rekomendasi miliaran rupiah dalam pilkada bukan untuk menyinggung partai politik.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Sep 2020, 02:00 WIB
Diterbitkan 08 Sep 2020, 02:00 WIB
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah partai politik angkat bicara terkait ada mahar politik dalam rekomendasi pencalonan dalam Pilkada Kabupaten Jember seperti yang disampaikan Bupati Jember Faida. Ia menyebut rekomendasi parpol membutuhkan dana miliaran rupiah.

Wakil Ketua DPC PDI Perjuangan (PDIP) Jember Tabroni menuturkan, partainya tidak pernah meminta mahar politik atau uang saat rekomendasi pilkada, sehingga uang miliaran rupiah untuk mendapatkan rekomendasi pencalonan dari partai politik itu tidak benar.

"Itu kebohongan publik karena pada Pilkada Tahun 2015, PDI Perjuangan mengeluarkan rekomendasi kepada pasangan Faida-Abdul Muqit Arief tanpa ada mahar satu rupiah pun," ujar Tabroni di Jember, Senin, 7 September 2020, seperti dikutip dari Antara.

Saat Pilkada 2015, Tabroni menjabat sebagai Ketua DPC PDI Perjuangan Jember yang juga merangkap sebagai Ketua Tim Pemenangan Faida - Abdul Muqit Arief. Saat itu, pasangan Faida-Muqit didukung koalisi PDI Perjuangan, NasDem, Hanura, dan PAN.

"DPP PDI Perjuangan justru membantu pembiayaan untuk pemenangan Pilkada Jember dan sumbangan juga berasal dari para kader partai yang berada di Jember dan kabupaten lainnya," tutur dia.

Hal senada juga disampaikan Ketua DPD Partai Nasdem Jember Marzuki Abdul Ghofur yang menyampaikan bahwa tidak ada mahar politik dalam rekomendasi pencalonan dalam Pilkada Jember.

"Tidak ada mahar politik pada pilkada saat ini atau lima tahun lalu. Bahkan, Faida yang dulu didukung oleh Partai Nasdem menyampaikan tidak ada mahar politik dalam mendapatkan rekomendasi Partai Nasdem," kata dia.

Sekretaris DPC PKB Jember Ayub Junaidi menyayangkan pernyataan Faida yang menyebutkan rekomendasi parpol membutuhkan uang miliaran rupiah seakan menabuh genderang perang dengan parpol karena yang bersangkutan maju melalui jalur perseorangan dalam Pilkada Jember 2020.

"Faida didukung oleh parpol saat Pilkada 2015, namun kini malah menjelekkan partai saat maju melalui jalur perseorangan," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Boleh Kritisi

Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)
Ilustrasi pilkada serentak (Liputan6.com/Yoshiro)

Dikonfirmasi terpisah, Bupati Jember Faida mengatakan pernyatannya dalam webinar beberapa pekan lalu soal rekomendasi miliaran rupiah dalam pilkada bukan untuk menyinggung partai politik.

"Saya menyampaikan itu tidak untuk menyinggung siapa-siapa, tapi sebagai pengalaman pribadi. Itu murni pandangan saya, namun orang lain boleh menyetujui dan boleh mengritisi," kilahnya.

Sebelumnya, Bupati Faida saat menjadi pembicara dalam kegiatan webinar yang digelar lembaga riset sosial politik Cakra Wikara Indonesia pada 25 Agustus 2020 menyampaikan,dalam pilkada untuk mencari rekomendasi saja perlu uang bermiliar-miliar, sementara gaji bupati rata-rata Rp6 juta.

"Dengan biaya puluhan miliar, saya pastikan sulit untuk menjadi pemimpin yang tegak lurus. Apabila mengawali pencalonan pilkada dengan cara yang kurang hormat, membeli kesempatan, membayar kepercayaan, itu bukan awalan yang baik," ujar Faida.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya