Peringati Hari Tani Nasional, Begini Kinerja Ekspor Pertanian dari Jatim saat Pandemi

Peringatan Hari Tani Nasional tersebut ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden Soekarno pada 26 Agustus 1963 Nomor 169/1963.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Sep 2020, 20:29 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2020, 20:29 WIB
FOTO: Sektor Pertanian Melesat di Masa Pandemi COVID-19
Petani menanam padi di sawah kawasan Tangerang, Banten, Jumat (7/8/2020). PDB pertanian tumbuh 16,24 persen pada triwulan-II 2020 (q to q), bahkan secara y0y sektor pertanian tetap berkontribusi positif yakni tumbuh 2,19 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Setiap 24 September diperingati sebagai Hari Tani Nasional. Diperingatinya Hari Tani Nasional adalah bentuk pengingat ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UU PA 1960).

Peringatan Hari Tani Nasional tersebut ditetapkan berdasarkan keputusan Presiden Soekarno pada 26 Agustus 1963 Nomor 169/1963.

Mengutip berbagai sumber, tiga tahun sebelum penetapan Hari Tani Nasional, pada Sabtu, 24 September 1960 rancangan UUPA disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPRGR) yang saat itu di bawah pimpinan Haji Zainul Arifin.

Presiden Soekarno pun mengesahkan menjadi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang disebut Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA).

Peringatan Hari Tani sebagai upaya untuk mengingatkan perjuangan para petani sehingga masyarakat juga lebih memperhatian nasib petani di Indonesia. Pada 2020, peringatan Hari Tani Nasional mengangkat tema pertanian andalan nasional di tengah pandemi COVID-19.

Berdasarkan keterangan tertulis, pertanian menjadi satu-satunya sektor alami pertumbuhan 2,19 persen pada Agustus 2020. Nilai tukar petani alami kenaikan cukup signifikan yaitu sebesar 100,65 atau naik 0,56 persen (m to m). Kenaikan juga terjadi pada nilai tukar usaha petani Agustus 2020 sebesar 184 atau naik 0,31 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Ekspor Komoditas Pertanian dari Jawa Timur

Petani Tembakau
Tanaman tembakau di lereng Gunung Geulis, Sumedang. Foto: Ade Nasihudin (20/9/2020).

Dalam rangka Hari Tani Nasional, Liputan6.com pun melihat bagaimana pencapaian ekspor komoditas pertanian di Jawa Timur.

Menurut laporan Badan Karantina Pertanian Surabaya, tercatat ada kenaikan jumlah komoditas yang dieskpor sejak Januari hingga pertengahan Juni 2020 dibanding dengan tahun lalu. Jumlah komoditas yang diekspor hingga pertengahan 2020 sebanyak 998,1 ribu ton sedangkan tahun lalu 812,3 ribu ton.

Ada 17 negara tujuan ekspor komoditas pertanian dari Jawa Timur, beberapa negara yang mengimpor ialah Liberia, Mesir, Amerika Serikat, Pakistan, Yunani dan Finlandia

Walaupun dalam masa pandemi covid-19, ekspor komoditas pertanian di Jawa Timur tetap berjalan dan malah mengalami peningkatan.

Dalam proses ekspornya tetap dilakukan pemeriksaan dengan mematuhi protokol kesehatan. Berikut beberapa hasil panen sektor pertanian di Jawa Timur Selama 2020 yang diekspor ke beberapa negara dikutip dari laman karantinasby.pertanian.go.id , ditulis Kamis, (24/9/2020):

 1.Tembakau

Tembakau merupakan bahan baku pokok untuk membuat rokok maupun cerutu. Tembakau dari Jawa Timur terbukti berkualitas baik dengan diekspornya ke tiga negara, yaitu Swiss, Denmark dan Italia.

Pada Juni 2020 10.58 kg tembakau asal Jawa Timur diekspor ke Swiss dan 5.425 kg diekspor ke Denmark. Kemudian pada Agustus 2020 Italia juga mengimpor tembakau asal Jawa Timur sebanyak 108,6 kg.

Kopi

Cerita di balik Kebun Kopi Tulang di Kuburan Belanda
Pohon kopi yang ditanam di areal kompleks kuburan Belanda di Malang tinggal menunggu waktu sebelum dipanen petik merah. Buah kopi nantinya diolah dan diberi merek kopi tulang (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Kopi merupakan minuman olahan dari biji kopi yang sangat digandrungi oleh orang-orang di berbagai negara di dunia. Kebutuhan terhadap kafein yang terkandung dalam kopi merupakan salah satu alasan kenapa banyak yang mengonsumsisnya.

Kopi saat ini menjadi ladang bisnis yang menjanjikan diberbagai negara. Untuk mendapatkan cita rasa kopi yang berkualitas, banyak pemilik kedai kopi yang mencari biji kopi sampai mancanegara.

Pada Juni 2020, Jawa Timur mengekspor biji kopi arabica Inggris sebanyak 20 ton dan Amerika sejumlah 19 ton biji kopi arabica. Selain kopi arabica, terdapat pula kopi robusta. Pada Juni 2020, Iran mengimpor 50 Ton kopi robusta dari Jawa Timur.

Benih Jagung dan Sawi Putih

Ilustrasi jagung
Ilustrasi jagung (Photo by mali maeder on Pexels)

Tidak hanya hasil panen yang dapat diekspor ke luar negeri. Contohnya pada Januari 2020 benih jagung manis asal Jawa Timur sebanyak 40 ton diekspor ke China. Kemudian ada sawi putih seberat 24 ton dikirimkan ke Taiwan pada Juli 2020.

Ekspor terseebut merupakan wujud dari salah satu program unggulan Kementrian Pertanian yaitu akselerasi ekspor bertajuk program ‘Gratieks” Gerakan Tiga Kali Ekspor. Tujuan program ini adalah meningkatkan ekspor tiga kali lipat hingga 2024.

Cengkih

petani cengkih
(Fajar Eko Nugroho/Liputan6.com)

Cengkih atau cengkeh adalah tanaman asli Indonesia dan banyak digunakan sebagai bumbu masakan ataupun bahan minuman di Indonesia dan negara lainnya bahkan menjadi salah satu bahan utama untuk membuat rokok kretek khas Indonesia.

Gagang cengkih yang dianggap sebagian orang sebagai limbah organik, ternyata sangat diminati di Uni Emirat Arab. Pada bulan Juli 2020, gagang cengkih seberat 20 Ton berhasil di ekspor dari Jawa Timur.

Buah-buahan

Ilustrasi Pisang | Hans Braxmeier dari Pixabay
Ilustrasi Pisang | Hans Braxmeier dari Pixabay

Buah-buahan merupakan jenis makanan enak dan memiliki berbagai manfaat. Sebagai negara beriklim tropis, buah-buahan dapat tumbuh dengan subur di Indonesia. Banyak negara yang mengimpor buah-buahan lokal Indonesia.  

Juli 2020, Hong Kong mengimpor buah pisang dari Jawa Timur sebanyak 30 kg. Sedangkan negara tetangga, Malaysia mengimpor salak seberat 1 ton dan mangga harum manis dengan jumlah 750 kg.

Bawang Merah

Produksi Berlimpah Ekspor Bawang Merah Probolinggo Serbu Thailand
Sebanyak 165 ton bawang merah Probolinggo dilepas menuju negara Thailand. Kementerian Pertanian melalui Balai Karantina Pertanian Surabaya bersama PT. Cipta Makmur Sentausa melakukan ekspor perdana tahun 2019 bawang merah dari Probolinggo.

Bawang merah biasanya digunakan sebagai penyedap masakan. Ternyata salah satu jenis bumbu dapur ini dapat bermanfaat untuk kesehatan yaitu sebagai pencegah kanker.

Pada September 2020, Jawa Timur mengekspor 55 ton bawang merah asal Probolinggo ke Thailand. Mengutip data otomasi perkarantinaan dari Badan Karantina Pertanian Surabaya, selama Juli dan Agustus 2020 eksportasi bawang merah dari Indonesia cukup tinggi seberat 1.063 ton telah diekspor ke Singapura dan Thailand.

 

 

(Ihsan Risniawan- FIS UNY)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya