Liputan6.com, Jakarta - Bahaya kanker serviks perlu menjadi perhatian terutama perempuan. Kanker serviks yang merenggut nyawa perempuan sekitar delapan persen di dunia.
Bahkan menempati urutan kematian keempat penyebab kanker. Oleh karena itu, dalam Hari Kesehatan Nasional, Dr Wita Saraswati, dr SpOG (K) dari RS Onkologi Surabaya mengingatkan kanker serviks ini sangat berbahaya bagi perempuan. Penyakit ini tak hanya menjangkiti usia lanjut,t etapi juga berusia produktif.
Baca Juga
"Tahun 2000 artis terkenal Nita Tilana meninggal pada usia 32 yang relatif muda, kanker tak hanya dialami perempuan usia lanjut. Semenjak itu banyak perempuan berduyun-duyun memeriksakan Pap Smears," kata Dr. Wita seperti dikutip dari Times Indonesia, ditulis Minggu, (15/11/2020).
Advertisement
Dr. Wita menuturkan, kanker serviks ini dapat dicegah. Salah satunya dengan deteksi dini. Dengan deteksi dini sebagai upaya pencegahan, dampak fatal dari penyakit ini bisa ditangani. Sebab di negara maju angka kematian akibat kanker serviks bisa ditekan.
"Satu-satunya kanker yang bisa dideteksi, dan banyak dijumpai pada wanita di seluruh dunia khususnya negara berkembang, di negara maju angka kematian dan kejadian sangat berkatian dengan tersedianya pemeriksaan kanker serviks," ia menambahkan.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Cegah Dini
Berdasarkan data yang ditunjukkan Dr. Wita, Indonesia menempati urutan keempat kematian di dunia akibat kanker serviks, dan data 2019 ada 569, 647 kasus, per 100 ribu kasus ada 29, 9 kasus baru dan kematiannya separuh lebih. Sedangkan tiap 2 menit di dunia ada satu wanita meninggal akibat kanker serviks , dan di indonesia per 2 jam ada yang meninggal juga.
Agar jumlah penderita kanker serviks tidak bertambah banyak, perempuan Indonesia harus cegah dini dengan rutin melakukan Pap Smear, HPV (Human Papiloma Virus) tes maupun tes lain untuk mendeteksi kanker ini. Sebab wanita yang tak pernah melakukan tes Pap maka berisiko tinggi terkena kanker serviks.
"Wanita tak pernah menjalani tes pap secara teratur berisiko tertinggi menderita kanker serviks, termasuk wanita yang pernah melakukan hubungan seksual," ujar Dr. Wita.
Kanker serviks umumnya disebabkan oleh HPV tipe 16 dan 18 yang ditularkan melalui hubungan seksual yang bisa menyebabkan luka, borok, tukak, dungkul benjolan di mulut rahim dan mempunyai kemampuan penyebaran atau metastasis ke organ sekitar serviks dan organ yang jauh. Sehingga diperlukan pemeriksaan rutin dan melakukan vaksinasi bagi perempuan berusia 9 sampai 13 tahun, untuk pencegahan dini.
"Cara hindari faktor risiko, vaksinasi HPV sebagai pencegahan primer dan deteksi dini pencegahan sekunder,” ujar dia.
Simak berita menarik lainnya dari Times Indonesia di sini
Advertisement