Dinkes Surabaya Latih Ribuan Satgas Covid-19 Cara Melacak Kontak Erat

Pelatihan pelacakan sebetulnya sudah dilakukan sejak awal pandemi, namun akan terus diperdalam.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Feb 2021, 17:13 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2021, 17:13 WIB
Badan Intelijen Negara (BIN) menggelat rapid test massal di Kantor Kelurahan Pondok Betung Tangerang Selatan.
Petugas berjaga saat rapid test massal di Kantor Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Kamis (14/5/2020). Rapid test massal Covid-19 digelar BIN untuk mendukung program pemerintah, yakni melakukan test yang masif, tracing yang agresif, serta isolasi yang ketat. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Ribuan personel Satgas COVID-19 tingkat kelurahan di Kota Surabaya, Jawa Timur, dilatih kemampuannya dalam pelacakan kontak erat warga yang terpapar virus corona.

Pelaksana Tugas Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana di Surabaya mengatakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya akan memberikan pelatihan kepada Satgas COVID-19 di 154 kelurahan se-Surabaya serta jajaran tiga pilar mulai Senin (8/2).

"Kita harapkan dengan ini akan semakin menurunkan angka penyebaran kasus COVID-19," katanya, Minggu, 7 Februari 2021, dilansir dari Antara.

Dia menjelaskan pelatihan pelacakan sebetulnya sudah dilakukan sejak awal pandemi, namun akan terus diperdalam dan ditingkatkan dengan tujuan menekan laju penyebaran dan memutus rantai penularan COVID-19.

Terkait dengan mekanisme pelatihan, kata dia, akan digelar di masing-masing kecamatan atau kelurahan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Dalam setiap pertemuan mengundang personel satgas berjumlah 23 orang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini


Menerima Sertifikat

Rapid Test Massal di Petamburan Kembali Digelar
Petugas kesehatan mengambil sampel darah saat rapid test massal Covid-19 di SDN Petamburan 01, Petamburan, Jakakrta, Jumat (27/11/2020). Rapid test massal ini digelar sebagai langkah petugas dalam melakukan testing, dan tracing setelah adanya kerumunan di Petamburan. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Hal itu, lanjut dia, menjadi penting dilakukan sesuai dengan protokol kesehatan (prokes) yang mana wajib menjaga jarak dan membatasi peserta. Dalam kegiatan itu, peserta akan mendapat pelatihan dengan metode diskusi kelompok terpumpun oleh Dinkes.

Setelah peserta mengikuti pelatihan, akan menerima sertifikat dan dinyatakan telah mengikuti pelatihan.

"Sertifikatnya dari Dinkes. Tentunya setelah mereka mengikuti pelatihan di FGD (Focus Discussion Group) itu mereka dapat melakukan 'tracing' (pelacakan) dengan kualitas yang baik," kata Whisnu.

Setelah peserta atau para personel satgas ini mengikuti pelatihan, kata dia, diharapkan mereka dapat melacak kontak erat dengan perbandingan satu pasien positif 20–30 kontak erat.

"Terakhir peserta dapat membuat klaster penularan dan bisa melakukan pemetaan pasien-pasien yang terkonfirmasi di wilayahnya," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya