Persiapan Kota Malang Buka Sekolah Tatap Muka Saat Tahun Ajaran Baru

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan meminta orang tua siswa harus satu suara setuju sekolah tatap muka bila nanti keputusan itu yang diambil

oleh Zainul Arifin diperbarui 22 Mar 2021, 05:44 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2021, 05:41 WIB
Melihat Persiapan Rencana Pembukaan Kembali Sekolah dan Belajar Tatap Muka
Petugas menyemprotkan disinfektan di kelas SD Negeri Kota Bambu 03/04, Jakarta, Sabtu (21/11/2020). Pemerintah pusat memberikan kewenangan pemerintah daerah membuka sekolah dan melakukan pembelajaran tatap muka pada semester genap tahun ajaran 2020/2021. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Malang - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Malang berencana mulai menerapkan sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru 2021 ini. Saat itu diperkirakan seluruh guru dan tenaga non kependidikan telah divaksinasi dan kasus Covid-19 tetap landai.

Meski demikian, Dikbud tetap melihat situasi dan kesiapannya sendiri sebelum memutuskan penerapan sekolah tatap muka. Termasuk bakal menggelar uji coba berupa simulasi pembelajaran di tiap sekolah jelang tahun ajaran baru mendatang.

Namun wali murid meminta sekolah tak terburu menerapkan sekolah tatap muka meski semua guru sudah divaksin. Mempertimbangkan kesehatan dan keselamatan para anak didik harus jadi prioritas utama.

“Vaksinasi guru belum bisa jadi ukuran utama sekolah tatap muka bisa diterapkan,” ujar Widianto, seorang wali murid di Kota Malang, Minggu, 21 Maret 2021

Soal penerapan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak. Anak – anak di pendidikan dasar tentu butuh pengawasan ekstra. Apalagi bila berjumpa dengan teman-temannya di sekolah. Selain itu tak ada jaminan lingkungan sekolah benar-benar aman dari Covid-19.

“Kalau saya tidak setuju sekolah tatap muka mulai diberlakukan tahun ajaran depan,” kata Widianto yang dua anaknya masing – masing sekolah di SMP dan SD.

Kurniawan, seorang wali murid lainnya juga berpendapat demikian. Menurutnya, selama ini pengambilan kebijakan pendidikan di Kota Malang di masa pendemi tak pernah berbasis data. Sehingga sulit mengukur kesiapan sekolah dengan metode pembelajaran tatap muka.

“Selama ini kita tak pernah melihat pemkot dalam menangani pandemi transparan tentang data. Kesehatan anak-anak aman dari Covid-19 jauh lebih utama,” ujarnya.

Kepala Dikbud Kota Malang, Suwarjana, mengatakan penerapan sekolah tatap muka tetap mengacu Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta situasi dan kesiapan daerah. Bila belum siap, tidak akan dipaksa pembelajaran tatap muka pada tahun ajaran baru.

“Meski pemerintah pusat dan banyak daerah siap, kami tentu harus melihat kesiapan di Kota Malang sendiri,” tutur Suwarjana.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pertimbangan Dikbud Kota Malang

Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka
Infografis 10 Jurus Cegah Klaster Sekolah Tatap Muka (Liputan6.com/Triyasni)

Meski begitu, Suwarjana yakin Kota Malang siap menerapkan sekolah tatap muka pada tahun ajaran baru nanti. Ia melihat situasi kasus baru Covid-19 di kota ini yang cenderung terus turun dan statusnya sudah jadi zona oren.

“Sekarang tren kasus baru setiap harinya kan sudah melandai. Makanya kami optimis tahun ajaran baru sekolah tatap muka bisa dilaksanakan,” kata Suwarjana.

Semua sekolah sejak lama sudah menyiapkan berbagai infrastruktur mencegah penyebaran Covid-19. Mulai alat pengukur suhu sampai fasilitas cuci tangan. Bila dirasa masih kurang, sekolah tak perlu ragu menggunakan biaya operasional sekolah untuk menambah fasilitas.

Dikbud Kota Malang juga meminta bila nanti pada akhirnya diputuskan sekolah tatap muka, maka semua orang tua siswa menyetujui itu. Jangan sampai ada beda pendapat yang berujung pada sebagian siswa datang ke sekolah tapi ada juga yang tetap meminta secara daring.

“Ada yang masih khawatir dan ada yang menerima tatap muka, nanti kami minta satu suara. Semua sekarang ini sudah jenuh daring terus,” tutur Suwarjana.

Vaksinasi untuk guru di Kota Malang terus berlangsung. Total 9.873 orang di jenjang TK sampai SMP negeri dan swasta sasaran penerima vaksin Covid-19. Sampai dengan Jumat, 19 Maret 2021, sudah 4.310 guru dan tenaga non kependidikan divaksin dosis pertama.

Bila semua guru sudah divaksin Covid-19 juga jadi pertimbangan tersendiri. Bila tahun ajaran baru nanti disepakati tatap muka, maka akan lebih dahulu digelar simulasi di tiap sekolah.

Sampai hari ini, Suwarjana sendiri mengaku tidak tahu soal apakah pernah ada guru tingkat TK-SD-SMP di Kota Malang yang pernah terinfeksi Covid-19. “Tidak tahu datanya, tapi saya yakin tidak pernah ada yang positif terinfeksi Covid-19,” katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya