Liputan6.com, Surabaya - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan, pihaknya tengah mengkaji Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) untuk tempat isolasi lapangan, menyusul kasus COVID-19 di Kota Surabaya, yang terus melonjak.Â
"Masih terus dikaji oleh jajaran Pemkot Surabaya. Yang pasti, saya dan jajaran Pemkot Surabaya akan berjuang habis-habisan, yang penting warga Surabaya sehat," katanya dikutip dari Antara, Senin (28/6/2021).
Berdasarkan data dari laman lawancovid-19.surabaya.go.id per tanggal 27 Juni 2021, sebanyak 491 warga terkonfirmasi positif dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit. Jumlah tersebut terus mengalami kenaikan dari hari sebelumnya pada 26 Juni 2021 yang baru 451 orang. Â
Advertisement
Menurut dia, pihaknya saat ini telah menambah dua gedung isolasi di Asrama Haji dengan kapasitas sekitar 160-200 orang.Â
Eri berharap orang tanpa gelaja (OTG) seperti tidak sesak nafas dan tidak ada keluhan lainnya, bisa dirawat di Asrama Haji, sehingga yang dirawat di rumah sakit adalah mereka-mereka yang memang benar-benar membutuhkan.Â
Menurutnya, warga Surabaya harus tahu bahwa orang yang dirawat dan isolasi di Asrama Haji sudah sangat banyak, dan sampai Minggu (26/6/2021) ini pukul 13.00 WIB, jumlah total yang ada di Asrama Haji sudah mencapai 480 orang.Â
Â
Tambah Tempat Tidur
Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti sebelumnya mengatakan, pihaknya mendorong pemkot menambah ketersediaan tempat tidur di sejumlah rumah sakit menyusul melonjaknya kasus COVID-19 di Surabaya.
"Saya menerima banyak tanggapan maupun pertanyaan dari warga seputar kebutuhan isolasi perawatan COVID-19 di rumah sakit," katanya.Â
Menurut Reni, upaya yang telah ada perlu diperkuat dan ditingkatkan lagi agar ketika ada warga terpapar bisa segera ditangani dan terbantu untuk mendapatkan ruang isolasi sebagaimana kebutuhannya.Â
"Jika kasus terus melonjak sementara bed occupation rate (BOR) meningkat, saya mendorong pemkot untuk segera menambah ketersediaan tempat tidur RS dengan alkes agar dibantu pemkot jangan sampai warga terpapar dengan gejala berat tidak terlayani secara medis," kata Reni.Â
Advertisement