Permudah Tracing, Sekolah di Surabaya Diminta Pasang PeduliLindungi

Dinas Kesehatan Kota Surabaya meminta semua sekolah menerapkan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan tracing apabila terdapat pelajar yang terpapar COVID-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Okt 2021, 10:10 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2021, 10:10 WIB
Eri Cahyadi saat meninjau PTM hari pertama di Surabaya. (Dian Kurniwan/Liputan6.com)
Eri Cahyadi saat meninjau PTM hari pertama di Surabaya. (Dian Kurniwan/Liputan6.com)

 

Liputan6.com, Surabaya - Dinas Kesehatan Kota Surabaya meminta semua sekolah menerapkan aplikasi PeduliLindungi untuk memudahkan tracing apabila terdapat pelajar yang terpapar COVID-19. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Febria Rachmanita mengatakan, tujuan lain pemasangan QR code barcode aplikasi PeduliLindungi di setiap sekolah agar orang tua paham tentang pentingnya vaksinasi. 

“Kalaupun ada yang tertular, kita bisa mencari atau tracing dari mana dia tertular. Misalnya, seperti kemarin ada yang positif COVID-19, ternyata terpaparnya bukan di sekolah tetapi di luar sekolah,” ujarnya, Minggu (17/10/2021), dikutip dari Antara. 

Pada pembelajaran tatap muka (PTM), pelajar sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA) di Kota Surabaya bakal dites usap COVID-19 secara rutin minimal dua pekan sekali hingga satu bulan sekali.

Untuk pelaksanaannya, lanjut dia, pihaknya akan mengerahkan seluruh layanan fasilitas kesehatan di tingkat Puskesmas yang berada di dalam satu kawasan dengan sekolah tersebut.

“Untuk layanan fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan (Nakes) kami ambil dari Puskesmas yang terdekat dengan sekolah tersebut,” ujarnya. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kapasitas Kelas 25 Persen

FOTO: Pemberlakuan Pembelajaran Tatap Muka di Surabaya
Siswa mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM) di sebuah sekolah di Surabaya, Jawa Timur, Senin (6/9/2021). Pemerintah kembali membuka sekolah di tengah pandemi COVID-19. (JUNI KRISWANTO/AFP)

Sedangkan untuk kapasitas siswa di setiap kelas, Febria mengatakan, maksimal hanya 25 persen siswa pada setiap sesi selama penerapan PPKM Level 3 berlangsung di Kota Surabaya.

Harapannya, pelajar maupun tenaga pendidik bisa menekan penularan COVID-19 di lingkungan sekolah dengan penerapan protokol kesehatan (prokes) yang ketat. 

“Baik siswa maupun tenaga pendidik harus terus menerapkan prokes. Mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauhi kerumunan. Kemudian meja dan kursi antar siswa harus diperhatikan jaraknya,” katanya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya