Ngatiran Panen Paksa Kebun Salaknya, Hindari Paparan Awan Panas Semeru Kembali Datang

Selain itu, Ngatiran juga memiliki area sawah tidak jauh dari Kampung Renteng, yang lokasinya hanya beberapa puluh meter dari kediamannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2021, 23:06 WIB
Diterbitkan 07 Des 2021, 23:06 WIB
Gunung Semeru Masih Keluarkan Material Vulkanik
Gunung Semeru mengeluarkan material vulkanik saat erupsi terlihat dari Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, Selasa (7/12/2021). Dalam data BPBD Jawa Timur pada Senin (6/12/2021), tercatat ada 22 korban meninggal dunia dalam erupsi Gunung Semeru. (AP Photo/Hendra Permana)

Liputan6.com, Surabaya - Ancaman awan panas Gunung Semeru tidak menggoyahkan semangat warga Dusun Kebondeli Utara, Lumajang, untuk memanen buah salak di kebun miliknya. 

“Sebenarnya belum waktunya panen, karena belum lama ditanam. Tapi, saya lihat sudah ada sebagian, jadi dipanen saja daripada rusak terkena abu,” ujar Ngatiran, pemilik kebun salak di Dusun Kebondeli Utara, Kecamatan Candipuro, Selasa (7/12/2021), dikutip dari Antara.

Ia mengaku memiliki sekitar 100-an pohon jenis salak pondoh, namun saat peristiwa meningkatnya aktivitas Semeru pada Sabtu (4/12/2021), tidak ada satu pohon pun yang hidup.

Selain itu, Ngatiran juga memiliki area sawah tidak jauh dari Kampung Renteng, yang lokasinya hanya beberapa puluh meter dari kediamannya.

“Ternak saya sapi ada satu ekor. Alhamdulillah selamat dan sekarang sudah saya bawa ke tempat aman,” ucap dia.

Saat memanen salak, Ngatiran dibantu sejumlah warga lainnya dan selanjutnya akan dibawa ke lokasi pengungsian untuk dinikmati bersama pengungsi lainnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Mengungsi

“Kalau dijual ya sama saja tidak seberapa, karena hanya sedikit. Ini nanti saya bawa ke pengungsian untuk dimakan bersama warga lainnya,” kata Ngatiran.

Pada Sabtu sore terjadi peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang mengeluarkan awan panas dan berdampak pada daerah di sekitar gunung setinggi 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut.

Ratusan warga terpaksa harus mengungsi ke berbagai tempat aman untuk menghindari awan panas di gunung api tertinggi di Pulau Jawa itu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya