Liputan6.com, Jember - Bupati Jember Hendy Siswanto meminta warganya untuk tidak beraktivitas di bibir pantai dulu sebab cuacanya berbahaya.
"Tolong petugas terkait untuk memperketat penjagaan pantai,” imbau Hendy Siswanto, Senin (14/2/2022), dikutip dari jember.go.id.
Diketahui, pada Minggu dini hari (13/02/2022) sekira pukul 00.00 WIB, 23 orang melakukan ritual di bibir pantai Payangan. Warga setempat sudah melarang kegiatan tersebut sebab kondisi cuaca saat ini sangat ekstrem.
Advertisement
Namun, puluhan orang tersebut tetap nekat ritual di pantai, hingga akhirnya sekitar pukul 00.30 WIB, sebanyak 13 orang terseret ombak dan tenggelam.
Akibat kejadian tersebut, 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan 2 orang dinyatakan selamat dan sedang dirawat intensif di Puskesmas Ambulu.
Dari 11 korban meninggal tersebut, 10 orang di antaranya merupakan warga Jember dan 1 orang lagi adalah warga Bondowoso.
Jenguk Korban
Hendy mengaku langsung terjun ke Puskesmas Ambulu, tempat dirawatnya para korban. Dia juga menjenguk ke rumah korban. Ada dua rumah korban yang dikunjungi oleh Hendy, yaitu pasangan suami-istri Saiful Bahri dan Sri Wahyuni Komariah yang beralamatkan di Ajung, dan Sulastri yang beralamatkan di Gebang.
“Petugas dari Kepolisian masih mendalami motif ritual tersebut," ujarnya.
Dia juga meminta warga di pesisir pantai untuk turut serta membantu petugas menjaga keamanan di pantai.
Untuk diketahui, BMKG mengeluarkan peringatan gelombang tinggi laut yang berlaku selama 7 hari ke depan mulai tanggal 13 hingga 19 Februari 2022.
Advertisement