Jelang Ramadan, Bagaimana Stok Bahan Pokok di Jatim?

Khofifah juga menyampaikan konsumsi kedelai di Jatim untuk para pengusaha tempe dan tahu, sebesar 85 persennya masih impor.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Mar 2022, 22:19 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2022, 22:19 WIB
Khofifah mengecek harga daging sapi di pasar. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)
Khofifah mengecek harga daging sapi di pasar. (Dian Kurniawan/Liputan6.com)

Liputan6.com, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mememastikan stok bahan pokok di Jatim jelang puasa Ramadan aman. 

"Alhamdulillah, stok relatif aman meski ada beberapa kebutuhan pokok yang naik seperti cabai merah, cabai rawit dan bawang merah. Kenaikan diduga akibat faktor cuaca," ujar Khofifah di Pasar Besar, Kota Pasuruan, Jumat (4/3/2022), dikutip dari Antara.

Selain itu, untuk harga daging sapi pada dasarnya stabil dan suplai aman yang kisaran harga di Rp100 ribu hingga Rp120 ribu atau sesuai jenis serta kualitasnya.

Sesuai hasil pengecekan di lapangan, ia menyampaikan harga daging sapi maupun ayam dalam kondisi stabil, tapi cabai merah, cabai rawit dan bawang merah mengalami kenaikan sekitar Rp2.000 hingga Rp5.000 per kilogram.

Khofifah juga menyampaikan konsumsi kedelai di Jatim untuk para pengusaha tempe dan tahu, sebesar 85 persennya masih impor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Food Estate

Gubernur Jatim Khofifah Minta Sekolah Tak Wajib Selenggarakan PTM Terbatas
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di RS Lapangan Ijen Malang pada Sabtu, 5 Februari 2022. (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Ia pun mengusulkan solusi food state yang ada di Kalimantan Tengah untuk bisa dimanfaatkan sepanjang tahun sebagai upaya berkelanjutan. Ini mengingat di Jatim dan beberapa daerah lain tanaman kedelai biasanya ditanam sebagai penyela.

"Misalnya, dalam setahun dua kali tanam padi dan sekali tanam kedelai sehingga total produksinya tidak bisa memenuhi total kebutuhan perajin tahu tempe dalam negeri," katanya.

Selain itu, lanjut Khofifah, kedelai di Jatim sering ditanam selingan, seperti padi-padi-kedelai atau tidak seutuhnya sepanjang tahun menanam kedelai.

"Dengan memanfaatkan food estate diharapkan adanya substitusi impor dari proses penanaman selingan di Jatim agar tidak memilih langsung opsi dari luar negeri," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya