Pasokan Berkurang, Harga Sapi Potong di Banyuwangi Merangkak Naik

Harga sapi potong di Kabupaten Banyuwangi mulai merangka naik. Hal ini akibat disetopnya distribusi hewan ternak antar daerah karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 12 Mei 2022, 15:16 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2022, 00:03 WIB
Ilustrasi sapi ternak di Banyuwangi (Hermawan Arifinato/Liputan6.com)
Ilustrasi sapi ternak di Banyuwangi (Hermawan Arifinato/Liputan6.com)

Liputan6.com, Banyuwangi - Harga sapi potong di Banyuwangi mulai merangka naik. Hal ini akibat disetopnya distribusi hewan ternak antar daerah karena merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) di sejumlah wilayah.

Menurut salah satu pedagang sapi di Banyuwangi Usman Afandi, saat ini harga sapi siap potong per ekornya untuk jenis sapi Rambon Jawa mencapai Rp 25 juta. Padahal sebelumnya harganya ada di kisaran Rp 20 juta per ekor.

“Ini harga sapi justru merangkak naik, untuk jenis Rambon Jawa saja harganya ada di kisaran Rp25 juta, padahal sebelumnya paling bagus harganya Rp20 juta,’ujar Usman, Selasa (10/8/2022).

Kata Usman, Naiknya harga sapi potong ini karena distribusi sapi dari luar kota dihentikan akibat merebaknya PMK. Sehingga pasokan sapi hanya mengandalkan dari Banyuwangi saja untuk kebutuhan daging sapi di Banyuwangi

"Jadi praktis kebutuhan sapi potong hanya mengandalkan stok di Banyuwangi saja. Kalau kemarin kan ada pengiriman dari Bali dan beberapa daerah lainya di Jawa Timur,”papar Usman

Usman memprediksi, jika PMK tidak kunjung reda, maka harga sapi akan terus naik. Ditambah lagi, ke depan aka nada Hari Raya Idul Adha, sehingga kebutuhan sapi potong untuk hewan kurban akan lebih meningkat.

“Saya berharap PMK ini segera mereda karena ke depan akan menghadapi Hari Raya Idul Fitri. Secara otomatis kebutuhan sapi potong untuk hewan kurban akan lebih meningkat. Jika pasokan berkurang pastinya harganya akan terus naik,”kata Usman

Putus Penularan PMK

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi drh. Nanag Sugianto mengatakan, untuk memutus mata rantai penularan PMK, pihaknya melarang masyarakat untuk membeli maupun menjual hewan ternak dari luar Banyuwangi.

“Kami menghimbau kepada masyarakat untuk saat ini tidak menjual maupun membeli hewan ternak dari luar kota. Karena PMK penularanya semakin massif,”ujar Nanang.

Nanang mengatakan, PMK tersebut penularnya sangat cepat antar hewan, bahkan bisa mencapai 90-100 persen. Meski demikian penyakit ini kata dia, tidak menular ke manusia.

“Penularannya sangat cepat P MK ini, jika dalam satu kendang ada satu ekor hewan ternak yang terjangkit, maka bisa dipastikan seluruh hewan ternak di kendang itu akan tertular. Meski demikian penyakit ini tidak menular ke manusia,”tambahnya.

Di Banyuwangi sendiri sampai saat ini masih belum terdetaksi PMK, akan tetapi pihaknya telah menurunkan tim kesehatan hewan, untuk memeriksa seluruh hewan ternak yang ada di Banyuwangi.

“Kami telah menerjunkan tim untuk memeriksa hewan ternak yang ada di Banyuwangi. Tujuanya jika kedapatan ada yang terinfeksi PMK akan langsung ditangani sehingga tidak menular ke ternak yang lainya,”kata Nanang.

Untuk saat ini populas sapi potong di Banyuwangi mencapai 140 ribu ekor, Sedangkan populasi domba dan kabing mencapai 240 ekor, untuk babi berkisar antara 1.000-an ekor.

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya