Liputan6.com, Banyuwangi - Ratusan santri di Banyuwangi, diajak untuk memanfaatkan perkembangan media sosial saat ini untuk berwirausaha.
Ajakan itu dilontarkan Asisten Deputi Kewirausahaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, Imam Gunawan, saat membuka pelatihan santripreuner di Ponpes Bustanul Falah di Kecamatan Genteng, Banyuwangi.
"Pelatihan enterpreneur ini bertujuan untuk membentuk jiwa santri agar mandiri terutama dalam berwirausaha," kata Imam mewakili Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kementerian Kemenpora RI, Asrorun Niam Soleh, Sabtu (13/8/2022).
Advertisement
Pelatihan tersebut diikuti ratusan santri dari berbagai Pondok Pesantren di Banyuwangi. Mereka hadir untuk belajar lebih jauh tentang digital marketing.
Sejumlah praktisi digital marketing juga dihadirkan dalam acara tersebut. Mulai dari Abidatus Zahida, Ahmad Basit dan Ana Nurjanah dari Tks. Inkubasi Wirausaha Kemenaker RI.
Dijelaskan Imam, potensi kemandirian terhadap diri santri sangat kuat. Terlebih pendidikan ala pesantren memiliki sistem yang cukup kokoh dalam membentuk kemandirian santri.
"Apalagi dengan pembentukan mental yang kuat. Maka perlu diberikan pelatihan kewirausahaan terutama digital marketing," ungkap Imam.
Imam mengatakan, tantangan saat ini dan dimasa depan yang dihadapi oleh para pengusaha adalah teknologi.
"Maka dari itu, pelatihan digital marketing untuk para santri penting dilakukan agar siap dalam menjawab tantangan zaman," ucap Imam.
Pelatihan yang dilaksanakan kali kedua ini menghasilkan output yang cukup bagus bagi kalangan santri di Banyuwangi.
"Saat ini memiliki jiwa enterpreneur tidak cukup jika tidak dibekali kemampuan dalam pemasaran, terutama dalam dunia digital marketing," ucap Imam.
Dicontohkan, di Banyuwangi ada dua sosok santri kembar yang kini sukses mengembangkan usaha dari dunia digital.
"Ada Mas Zakaria dan Mas Yahya, beliau sukses mengawali mengembangkan usaha dengan madrasah digital," tutup Imam.
Santri Berwirausaha
Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Falah Genteng, KH. Kholilur Rahman mengatakan, pelatihan santripreneur dapat membentuk santri menjadi Zuhud milenial.
"Dimana makna zuhud saat ini kurang pas jika dimaknai sebagai anti duniawi," ungkap Gus Lilur, sapaan akrabnya.
Gus Lilur menjelaskan, jika santri ingin maksimal dalam memperjuangkan kemaslahatan umat, maka harus kaya.
"Namun yang perlu diingat, kekayaan yang dimiliki santri jangan sampai menjadikan santri itu diperbudak oleh duniawi," tegas Gus Lilur.
Dari pelatihan digital marketing tersebut, Gus Lilur berharap santri bisa menjadi subjek dalam dunia usaha, sehingga dapat membantu dan memberikan manfaat kepada masyarakat di sekitarnya.
"Kami berharap santri tidak hanya menjadi objek saja," tutup Gus Lilur.
Â
Advertisement