Tampil di Asia Berlin Summit Jerman, Netra Beber Seluk Beluk Musik Digital Indonesia

Dia menyatakan, dengan Netra setiap orang bisa menjadi mengkreasi lagu favorit dengan artis idola mereka.

oleh Liputan6.com diperbarui 17 Sep 2022, 22:46 WIB
Diterbitkan 17 Sep 2022, 19:41 WIB
Platform musik digital Netra ambil bagian pada ajang AsiaBerlin Summit. (Istimewa)
Platform musik digital Netra ambil bagian pada ajang AsiaBerlin Summit. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Platform musik digital Netra ambil bagian pada ajang AsiaBerlin Summit yang digelar baru-baru ini. Bryan, COO Netra dan Farrel,  CTO Netra memberikan pandangan tentang bagaimana seluk beluk musik di Indonesia.

"Kita juga menceritakan tentang visi Netra, sebagai platform royalty sharing musik pertama di Asia yang menggunakan media NFT untuk berbagi kepemilikan atas sebuah lagu," ujar Bryan, ditulis Sabtu (17/9/2022).

Bryan juga memperkenalkan kepada publik atas diluncurkannya pada lagu berbahasa Jerman pertama di Netra yang digarap musisi Sandhy Sondoro berjudul “Berlin! Berlin! Ick liebdier so sehr!”

"Musik adalah bahasa internasional. Setiap orang suka musik," ujarnya.

Dia menyatakan, dengan Netra setiap orang bisa menjadi mengkreasi lagu favorit dengan artis idola mereka.

"Hari ini, dengan pengumuman bahwa Sandhy Sandoro akan merilis lagu Jerman melalui Netra NFT, menandai awal kami di pasar Eropa dan Global," ujarnya.

AsiaBerlin Summit ini dihadiri oleh para senator, menteri, dan politisi Jerman lainnya. Teknologi blockchain yang digunakan Netra menjadi salah satu topik yang dibahas dan diharapkan dapat memecahkan masalah transparansi yang ada di industri musik, khususnya di Indonesia.

 

Komunitas Pertama

Diketahui, Netra adalah platform komunitas pertama di Indonesia bagi artis untuk berbagi kepemilikan musik kepara fans menggunakan Non-Fungible Token (NFT), lalu mempublikasikan lagu tersebut ke digital streaming platform (DSP) seperti Spotify, Apple Music, Tiktok dan sebagaunta.

Royalti yang didapat dari setiapkali lagu diputar kemudian diteruskan kembali ke para fans yang juga memiliki musik tersebut menggunakan teknologi blockchain.

“Fans kini tidak lagi menjadi pendengar pasif tapi bisa menjadi co-owner dan investor dan sharing kesuksesan artis. Tujuan akhir Netra adalah untuk kesejahteraan musisi dengan berbagi dengan fans,” ujar CEO dari Netra Setiawan Winarto.

Infografis Pro dan Kontra RUU Permusikan
Infografis Pro dan Kontra RUU Permusikan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya