Liputan6.com, Jakarta Nabi Muhammad SAW merupakan nabi dan rasul terakhir yang diutus oleh Allah SWT untuk seluruh umat manusia. Beliau mendapat gelar Khatamun Nabiyyin yang berarti penutup para nabi. Kehadiran Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir memiliki makna dan hikmah yang sangat penting bagi umat Islam dan seluruh manusia. Mari kita telaah lebih dalam tentang kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para nabi dan rasul.
Definisi Nabi dan Rasul Terakhir
Nabi dan rasul terakhir merujuk pada sosok manusia pilihan Allah yang menerima wahyu terakhir dan tidak ada lagi nabi atau rasul setelahnya. Dalam konteks Islam, Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah untuk menyempurnakan ajaran agama dan menjadi teladan bagi seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Sebagai nabi terakhir, Nabi Muhammad SAW memiliki beberapa karakteristik khusus:
- Menerima wahyu Al-Quran sebagai kitab suci terakhir dan penyempurna kitab-kitab sebelumnya
- Diutus untuk seluruh umat manusia, tidak terbatas pada kaum atau bangsa tertentu
- Membawa syariat yang berlaku hingga akhir zaman
- Menjadi penutup rangkaian kenabian dan kerasulan
- Memiliki mukjizat Al-Quran yang abadi
Gelar Khatamun Nabiyyin yang disandang Nabi Muhammad SAW memiliki arti bahwa beliau adalah penutup dan penyempurna ajaran para nabi terdahulu. Tidak akan ada lagi nabi atau rasul yang diutus setelah beliau, karena risalah Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW telah sempurna dan berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Advertisement
Dalil Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Terakhir
Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir ditegaskan dalam berbagai dalil, baik dari Al-Quran maupun hadits. Berikut beberapa dalil utama yang menjelaskan hal tersebut:
1. Al-Quran Surat Al-Ahzab ayat 40:
Artinya: "Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. Al-Ahzab: 40)
Ayat ini secara eksplisit menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai Khatamun Nabiyyin atau penutup para nabi. Para ulama tafsir sepakat bahwa ayat ini menegaskan tidak ada lagi nabi setelah Nabi Muhammad SAW.
2. Hadits Riwayat Bukhari:
"Perumpamaan antara aku dengan para nabi sebelumku adalah seperti seseorang yang membangun sebuah rumah. Dia memperindah dan mempercantiknya kecuali ada satu tempat bata di pojok. Orang-orang berkeliling mengitari bangunan itu dan mereka kagum seraya berkata, 'Mengapa bata ini tidak dipasang?' Aku adalah bata itu dan aku adalah penutup para nabi." (HR. Bukhari)
Hadits ini menggambarkan Nabi Muhammad SAW sebagai penyempurna ajaran para nabi terdahulu, ibarat bata terakhir yang melengkapi sebuah bangunan.
3. Hadits Riwayat Muslim:
"Sesungguhnya kenabian dan kerasulan telah terputus. Maka tidak ada lagi nabi maupun rasul setelahku." (HR. Muslim)
Hadits ini secara tegas menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir, tidak ada lagi nabi atau rasul setelah beliau.
Dalil-dalil di atas menjadi landasan kuat bagi umat Islam untuk meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus Allah SWT. Keyakinan ini menjadi bagian penting dari akidah Islam dan membedakan Islam dari agama-agama lain yang masih menantikan kedatangan nabi atau juru selamat di masa depan.
Sejarah Kenabian dan Kerasulan Muhammad SAW
Perjalanan kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad SAW dimulai saat beliau berusia 40 tahun. Berikut rangkaian peristiwa penting dalam sejarah kenabian dan kerasulan beliau:
- Tahun 610 M: Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama di Gua Hira, yang menandai awal kenabian beliau
- Tahun 613 M: Nabi Muhammad SAW mulai berdakwah secara terbuka di Mekah
- Tahun 622 M: Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya hijrah ke Madinah, menandai awal penanggalan Islam
- Tahun 628 M: Perjanjian Hudaibiyah antara kaum Muslim dan kaum Quraisy Mekah
- Tahun 630 M: Pembebasan Kota Mekah (Fathu Makkah) secara damai
- Tahun 632 M: Nabi Muhammad SAW wafat di Madinah, menandai berakhirnya masa kenabian dan kerasulan
Selama 23 tahun masa kenabian dan kerasulan, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu Al-Quran secara berangsur-angsur. Beliau juga membimbing umatnya melalui ucapan, perbuatan, dan ketetapan yang kemudian dikenal sebagai hadits atau sunnah.
Nabi Muhammad SAW menghadapi berbagai tantangan dan rintangan dalam menyampaikan risalah Islam. Beliau mengalami penolakan, penganiayaan, bahkan upaya pembunuhan dari kaum kafir Quraisy. Namun dengan kesabaran, ketabahan, dan pertolongan Allah SWT, Nabi Muhammad SAW berhasil menegakkan agama Islam dan menyebarkannya ke seluruh Jazirah Arab.
Sebelum wafat, Nabi Muhammad SAW telah menyampaikan risalah Islam secara sempurna. Dalam khutbah Haji Wada (haji perpisahan), beliau menegaskan bahwa agama Islam telah disempurnakan dan nikmat Allah telah dilengkapkan bagi umat Islam. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Maidah ayat 3:
Artinya: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)
Dengan wafatnya Nabi Muhammad SAW, berakhir pula masa kenabian dan kerasulan. Namun ajaran dan teladan beliau tetap hidup dan menjadi pedoman bagi umat Islam hingga akhir zaman.
Advertisement
Hikmah Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul Terakhir
Kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir memiliki berbagai hikmah dan makna penting, di antaranya:
- Penyempurnaan ajaran agama: Nabi Muhammad SAW membawa ajaran Islam yang menyempurnakan dan merangkum ajaran-ajaran para nabi terdahulu. Syariat Islam bersifat universal dan berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
- Kesinambungan risalah: Ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW memiliki kesinambungan dengan ajaran para nabi terdahulu, namun disesuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan umat manusia.
- Kemudahan dalam beragama: Islam sebagai agama terakhir membawa kemudahan dan keluwesan dalam menjalankan ibadah, sesuai dengan fitrah manusia.
- Kelengkapan pedoman hidup: Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW menjadi pedoman hidup yang lengkap bagi umat manusia dalam berbagai aspek kehidupan.
- Penjagaan kemurnian ajaran: Dengan berakhirnya masa kenabian, ajaran Islam terjaga dari campur tangan manusia dan tetap murni sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Motivasi untuk berpegang teguh pada ajaran: Keyakinan bahwa tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW mendorong umat Islam untuk berpegang teguh pada Al-Quran dan Sunnah.
- Penekanan pada peran akal dan ijtihad: Setelah berakhirnya masa kenabian, umat Islam dituntut untuk menggunakan akal dan melakukan ijtihad dalam menghadapi berbagai persoalan baru.
Hikmah-hikmah tersebut menunjukkan betapa pentingnya kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir dalam ajaran Islam. Umat Islam dituntut untuk memahami dan menghayati makna kenabian dan kerasulan beliau, serta mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawanya dalam kehidupan sehari-hari.
Perbedaan Nabi Muhammad SAW dengan Nabi-Nabi Terdahulu
Meskipun Nabi Muhammad SAW memiliki kesamaan misi dengan para nabi terdahulu dalam menyeru umat kepada tauhid, terdapat beberapa perbedaan yang menjadikan beliau istimewa:
- Risalah universal: Nabi Muhammad SAW diutus untuk seluruh umat manusia, tidak terbatas pada kaum atau bangsa tertentu seperti nabi-nabi sebelumnya.
- Mukjizat abadi: Al-Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad SAW bersifat abadi dan dapat disaksikan hingga kini, berbeda dengan mukjizat para nabi terdahulu yang bersifat temporal.
- Kesempurnaan ajaran: Syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW bersifat sempurna dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.
- Penutup kenabian: Nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir, tidak ada lagi nabi setelah beliau.
- Penjagaan sunnah: Ucapan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Muhammad SAW terjaga dan terdokumentasi dengan baik, berbeda dengan nabi-nabi sebelumnya.
- Pengaruh global: Ajaran Nabi Muhammad SAW tersebar luas ke seluruh penjuru dunia dan mempengaruhi peradaban manusia secara global.
- Kesinambungan kepemimpinan: Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan umat dilanjutkan oleh para khalifah dan ulama, berbeda dengan umat-umat terdahulu yang sering kali terputus kepemimpinannya setelah wafatnya nabi mereka.
Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan keistimewaan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir. Namun demikian, umat Islam tetap diwajibkan untuk beriman kepada seluruh nabi dan rasul tanpa membeda-bedakan mereka, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 285:
Artinya: "Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya"." (QS. Al-Baqarah: 285)
Advertisement
Tanggung Jawab Umat Islam Setelah Berakhirnya Masa Kenabian
Dengan berakhirnya masa kenabian dan kerasulan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan misi dakwah dan menjaga kemurnian ajaran Islam. Beberapa tanggung jawab tersebut antara lain:
- Mempelajari dan memahami Al-Quran dan Sunnah: Umat Islam dituntut untuk terus memperdalam pemahaman mereka terhadap Al-Quran dan Sunnah sebagai sumber utama ajaran Islam.
- Menjaga kemurnian akidah: Umat Islam harus menjaga kemurnian akidah tauhid dan menolak segala bentuk kesyirikan atau penyimpangan akidah.
- Mengamalkan ajaran Islam: Menerapkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek ibadah maupun muamalah.
- Menyebarkan dakwah: Meneruskan misi dakwah Nabi Muhammad SAW dengan menyeru manusia kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
- Melakukan ijtihad: Menggunakan akal dan ilmu pengetahuan untuk memecahkan berbagai persoalan baru yang muncul seiring perkembangan zaman.
- Menjaga persatuan umat: Memelihara persatuan dan kesatuan umat Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
- Membangun peradaban: Berkontribusi dalam membangun peradaban yang maju berdasarkan nilai-nilai Islam.
- Menjadi teladan: Menunjukkan akhlak dan perilaku yang baik sebagai cerminan ajaran Islam di tengah masyarakat.
Tanggung jawab ini menjadi amanah bagi setiap muslim untuk meneruskan misi kenabian dalam kapasitasnya masing-masing. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat." (HR. Bukhari)
Dengan menjalankan tanggung jawab ini, umat Islam diharapkan dapat menjaga kesinambungan ajaran Islam dan mewujudkan misi rahmatan lil 'alamin (rahmat bagi seluruh alam) sebagaimana yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
Mitos dan Fakta Seputar Nabi dan Rasul Terakhir
Terdapat beberapa mitos dan kesalahpahaman seputar konsep nabi dan rasul terakhir yang perlu diluruskan. Berikut beberapa mitos dan fakta yang perlu diketahui:
- Mitos: Masih ada nabi baru setelah Nabi Muhammad SAW.Fakta: Islam menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi dan rasul terakhir. Tidak ada lagi nabi atau rasul setelah beliau.
- Mitos: Khatamun Nabiyyin hanya berarti nabi termulia.Fakta: Khatamun Nabiyyin memiliki arti penutup para nabi, bukan hanya termulia. Ini menegaskan bahwa tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW.
- Mitos: Ajaran Islam tidak relevan lagi di zaman modern.Fakta: Ajaran Islam bersifat universal dan fleksibel, dapat diterapkan dalam berbagai konteks zaman dan tempat.
- Mitos: Tidak ada lagi pembaruan dalam Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.Fakta: Ijtihad dan pembaruan dalam pemahaman dan penerapan ajaran Islam tetap ada, namun tidak mengubah prinsip-prinsip dasar agama.
- Mitos: Umat Islam tidak perlu lagi mempelajari sejarah nabi-nabi terdahulu.Fakta: Mempelajari sejarah para nabi terdahulu tetap penting sebagai pelajaran dan ibrah bagi umat Islam.
- Mitos: Nabi Muhammad SAW menghapus seluruh ajaran nabi-nabi sebelumnya.Fakta: Nabi Muhammad SAW menyempurnakan dan meluruskan ajaran para nabi terdahulu, bukan menghapusnya secara total.
- Mitos: Tidak ada lagi mukjizat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.Fakta: Meskipun tidak ada lagi mukjizat dalam bentuk peristiwa supranatural, keajaiban Al-Quran dan ajaran Islam tetap dapat disaksikan hingga kini.
Memahami fakta-fakta ini penting untuk menghindari kesalahpahaman dan penyimpangan dalam memahami konsep kenabian dan kerasulan dalam Islam. Umat Islam dituntut untuk terus memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir.
Advertisement
Pertanyaan Seputar Nabi dan Rasul Terakhir
Berikut beberapa pertanyaan umum seputar nabi dan rasul terakhir beserta jawabannya:
- Q: Mengapa Allah SWT tidak mengutus nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW?A: Karena ajaran Islam yang dibawa Nabi Muhammad SAW telah sempurna dan berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Tidak diperlukan lagi nabi baru untuk menyempurnakan atau mengubah ajaran tersebut.
- Q: Apakah mungkin ada nabi baru di masa depan?A: Dalam ajaran Islam, tidak mungkin ada nabi baru setelah Nabi Muhammad SAW. Keyakinan ini merupakan bagian dari akidah Islam yang fundamental.
- Q: Bagaimana umat Islam menghadapi persoalan-persoalan baru yang tidak ada di zaman Nabi?A: Umat Islam dapat melakukan ijtihad (penalaran hukum) berdasarkan prinsip-prinsip yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah untuk menghadapi persoalan-persoalan baru.
- Q: Apakah gelar Khatamun Nabiyyin hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW?A: Ya, gelar Khatamun Nabiyyin (penutup para nabi) hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW dan tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya.
- Q: Bagaimana sikap umat Islam terhadap orang yang mengaku sebagai nabi baru?A: Umat Islam wajib menolak dan tidak mempercayai klaim kenabian baru, karena hal tersebut bertentangan dengan akidah Islam.
- Q: Apakah masih ada wahyu setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW?A: Tidak ada lagi wahyu dalam pengertian komunikasi langsung dari Allah kepada manusia setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Al-Quran adalah wahyu terakhir dari Allah SWT.
- Q: Bagaimana umat Islam dapat memastikan ajaran Nabi Muhammad SAW tetap murni hingga kini?A: Melalui penjagaan Al-Quran dan Hadits, serta transmisi ilmu dari generasi ke generasi melalui para ulama dan ahli agama.
Pemahaman yang benar terhadap konsep nabi dan rasul terakhir sangat penting bagi umat Islam. Hal ini akan membantu menjaga kemurnian akidah dan menghindari penyimpangan dalam beragama.
Kesimpulan
Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul terakhir memiliki kedudukan yang sangat penting dalam ajaran Islam. Beliau membawa risalah yang menyempurnakan ajaran para nabi terdahulu dan berlaku untuk seluruh umat manusia hingga akhir zaman. Keyakinan bahwa tidak ada lagi nabi setelah Muhammad SAW merupakan bagian dari akidah Islam yang fundamental.
Umat Islam memiliki tanggung jawab besar untuk meneruskan misi dakwah dan menjaga kemurnian ajaran Islam setelah berakhirnya masa kenabian. Hal ini dapat dilakukan melalui pemahaman yang mendalam terhadap Al-Quran dan Sunnah, pengamalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, serta penyebaran nilai-nilai Islam ke seluruh penjuru dunia.
Dengan memahami dan menghayati makna kenabian dan kerasulan Muhammad SAW sebagai nabi terakhir, umat Islam diharapkan dapat menjalankan amanah untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana misi yang diemban oleh Nabi Muhammad SAW. Semoga kita semua dapat meneladani akhlak dan ajaran beliau, serta mendapatkan syafaatnya di hari akhir kelak. Wallahu a'lam bishawab.
Advertisement
