Liputan6.com, Jember - Asosiasi Pangan Jawa Timur meminta pemerintah mengevaluasi rencana impor beras pada akhir 2022.
“Kami khawatir kebijakan impor beras berdampak pada anjloknya harga gabah hingga beras saat panen nanti,” ujar Ketua Asosiasi Pangan Jawa Timur Jumantoro, Rabu (30/11/2022).
Pemerintah berencana impor beras karena dikabarkan stok cadangan beras pemerintah (CBP) di Bulog pada 22 November 2022 sebanyak 426.573 ton, sedangkan stok beras yang dimiliki pemerintah hinga akhir tahun untuk ketahanan pangan harus mencapai 1,2 juta ton.
Advertisement
“Pemeirntah seharusnya memaksimalkan penyerapan gabah petani dengan harga yang menguntungkan agar petani bersedia menjual gabah atau berasna kepada Bulog,” tambahya.
Kata Jumantoro, harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras harus ditinjau ulang karena sudah tidak relevan dengan biaya produksi yang tinggi, apalagi banyak petani yang kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi.
“Kami berharap pemerintah bisa memaksimalkan potensi petani Indonesia dengan menjamin ketersedian sarana produksi dan tidak membatasi pupuk bersubsidi," ujarnya.
Ia menjelaskan sebagian petani di Jember sudah memasuki masa tanam padi, sehingga panen padi diperkirakan pada Februari hingga akhir Maret 2023.
“Apabila kebijakan impor disetujui, maka saat panen raya harga gabah berpotensi akan anjlok dan petani akan merugi. Kami berharap kebijakan impor beras dibatalkan,”paparnya.
Pengaruhi Motivasi Petani
Selain itu, kebijakan impor beras yang dilakukan pemerintah beberapa tahun terakhir mempengaruhi motivaksi petani untuk meningkatkan produksi panennya, bahkan banyak petani yang beralih profesi lain.
“Peningkatan produksi padi di dalam negeri harus dilakukan massif untuk mewujudkan swasembada pangan dan pemerintah harus melakukan kebijakan yang berpihak kepada petani sehingga tidak ada lagi daerah yang rawan pangan di Indonesia," tegasya.
Dia mengatakan, Jawa Timur, merupakan salah satu lumbung pangan nasional yang stok berasnya selalu surplus, sehinga berharap impor beras tidak masuk ke Jawa Timur.
Advertisement