Liputan6.com, Banyuwangi - Sejumlah barang kuno bersejarah dipamerkan dalam Pameran Banyuwangi Jaman Bengen. Mulai dari benda-benda bersejarah dari dalam negeri maupun dari negara lain.
Salah satunya benda-benda peninggalan bangsa China, seperti tempayan dari Dinasti Tang China abad 7-10, wadah penutup Dinasti Ming abad ke-14, guci song (kelapa) Dinasti Song abad 9-12.
Ada juga botol soda buatan perusahaan keluarga Belanda, Erven Lucas Bols, tahun 1575. Botol tersebut terbuat dari keramik dan berkapasitas satu liter.
Advertisement
Benda-benda pusaka Banyuwangi lainnya juga ada. Seperti satu set timbangan emas zaman Kerajaan Blambangan abad 14-18 Masehi. Timbangan yang terbuat dari perak itu ditemukan di Pertanen, Jambewangi, Kecamatan Sempu.
Tak hanya itu, berbagai benda purbakala dan benda kuno berbahan batu, tanah liat, keramik, hingga kayu juga ditampilkan pada pameran tersebut. Bentuknya bermacam-macam, ada keris, tombak, arca, lingga yoni, hingga lemari rias kuno.
“Pameran ini sebagai sarana edukasi, sekaligus cara untuk mengenalkan sejarah tentang Banyuwangi kepada generasi milenial. Anak-cucu kita harus tahu bagaimana kisah Kerajaan Blambangan dan Macan Putih yang menjadi bagian sejarah Banyuwangi yang sangat menarik,” kata Plt Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi M. Choliqul Ridho, Rabu (14/6/2023).
Selain mengenalkan benda-benda kuno bersejarah, pameran ini juga menampilkan lukisan dan foto-foto tentang Banyuwangi jaman dulu. Dengan demikian, masyarakat dan anak-anak sekolah atau milenial di Banyuwangi tahu sejarah Banyuwangi. Mulai tentang Pantai Boom, Geopark Ijen, gandrung dan lainnya.
"Pameran kepurbakalaan ini juga sebagai media promosi. Jadi, Banyuwangi nantinya tidak hanya dikenal kaya destinasi wisata, tapi juga budaya dan situs yang harus dilestarikan," ujar Ridho.
Ada Bioskop Keliling
Ridho memastikan pameran Banyuwangi Jaman Bengen tahun ini sedikit berbeda dari sebelumnya. Setiap hari, kata dia, ada seorang narator yang bertugas menjelaskan secara detail cerita tentang benda-benda purbakala di lokasi stand-nya.
“Pengunjung tidak hanya melihat bendanya, tapi juga mengerti kisah dan asal-usulnya. Dengan harapan, mereka bisa lebih menghargai dan mencintai sejarah daerahnya,” kata Ridho.
Dia menambahkan, kegiatan ini dirangkai dengan berbagai agenda menarik. Seperti, Bioskop Keliling Kecagarbudayaan, Pertunjukan Rengganis, Belajar Bersama di Museum, Lomba Teater Osing, dan Night Accoustic Performe. Ada juga seminar hasil kajian koleksi museum Blambangan, Rindik Music Performe, serta Night Accoustic Show.
“Pameran dibuka mulai pukul 08.00-21.00. Kecuali Jumat, dimulai pukul 14.00-21.00 dan digelar selama sepekan,” tambahnya.
Advertisement