Lestari Moerdijat: Atasi Polusi Udara Butuh Kerja Bersama, Jangan Saling Melempar Tanggung Jawab

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menyatakan, mengatasi dampak polusi udara membutuhkan kerja bersama. Pemerintah, swasta, komunitas dan masyarakat harus bersinergi untuk menemukan solusi terbaik melalui upaya mitigasi yang tepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Agu 2023, 06:12 WIB
Diterbitkan 31 Agu 2023, 06:12 WIB
Wakil Ketua MPR RI  Lestari Moerdijat pada diskusi daring " Tantangan ASEAN di Bawah Kepemimpinan Indonesia". (Istimewa)
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat pada diskusi daring " Tantangan ASEAN di Bawah Kepemimpinan Indonesia". (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menyatakan, mengatasi dampak polusi udara membutuhkan kerja bersama. Pemerintah, swasta, komunitas dan masyarakat harus bersinergi untuk menemukan solusi terbaik melalui upaya mitigasi yang tepat.

"Perkiraan musim kemarau yang masih panjang, memerlukan persiapan dan kerja sama yang baik untuk mengatasi dampaknya, seperti peningkatan kasus infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Jangan saling melempar tanggung jawab dalam penanganannya, segera cari solusi terbaik," katanya pada diskusi daring bertema Mitigasi Kenaikan Kasus ISPA yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu (30/8/2023).

Menurut Lestari, kasus ISPA yang meningkat secara signifikan harus mendapat perhatian yang serius. Karena kasus ISPA mulai meningkat sejak Maret 2023, sempat menurun dan melonjak lagi pada Juli 2023.

Bahkan, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, mengutip catatan IDAI, kondisi polusi udara saat ini menyebabkan ISPA pada anak tinggi.

Diakui Rerie, yang juga legislator dari Dapil II Jawa Tengah itu, pemerintah sudah melakukan pencegahan dengan berupaya mengurangi sumber-sumber polutan yang ada saat ini.

Meski begitu, tambah Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, upaya itu membutuhkan kerja sama yang baik semua pihak untuk mendapatkan solusi yang tepat.

 

 

Bisa Contoh China

Polusi udara menurun usai mati listrik
Polusi udara menurun usai mati listrik. (Foto: Dok. pixabay)

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes RI, Imran Pambudi berpendapat dalam penanganan polusi di tanah air, sebagai salah satu penyebab ISPA, bisa mencontoh China dalam mengatasi polusi yang terjadi pada 2013, saat menjadi tuan rumah Olympiade.

Menurut Imran, dalam kurun waktu 7 tahun Tiongkok mampu mengatasi polusi. Sementara di Amerika Serikat, polusi baru bisa diatasi dalam waktu 24 tahun.

Upaya China dalam mengatasi polisi, ujar Imran memang cukup agresif. Pemerintah Negeri Tirai Bambu itu, memasang 5.000 alat monitor kualitas udara di tiga wilayah dan hasil pantauannya disebarluaskan kepada masyarakat.

Menurut Imran, China menerapkan lima strategi dalam menekan kadar polusi udara, yaitu mengendalikan emisi gas buang industri dan kendaraan, serta pengendalian debu.

Selain itu, tambah Imran, China juga melakukan penanganan risiko dan dampak kesehatan akibat polusi, serta mengedukasi masyarakat terkait tanggap darurat atasi polusi.

Saat ini, ungkap Imran, pihaknya berupaya mengukur kualitas udara secara real time dengan menempatkan 674 alat pemantau kualitas udara di sejumlah Puskesmas di kawasan Jabodetabek.

Bila tercatat kualitas udara buruk di wilayah tertentu, tambahnya, akan didatangi mobile air polution sample untuk mengatahui penyebab polusinya.

Dalam menyikapi kondisi polusi di Jabodetabek saat ini, menurut Imran, masyarakat perlu memantau kualitas udara melalui aplikasi pencatat yang tersedia secara periodik.

Selain itu masyarakat juga diharapkan memakai masker bila ke luar ruangan dan memanfaatkan air puriffier bila di dalam ruangan.

Imran menilai pentingnya edukasi masyarakat melalui kampanye di berbagai media untuk mendorong peningkatan kewaspadaan masyarakat. Di sisi lain, juga mendorong pemerintah daerah untuk konsisten meningkatkan kualitas udara di wilayahnya masing-masing.

 

Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Infografis 10 Kota Dunia dengan Kualitas Udara yang Buruk akibat Polusi
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya