Gus Yahya Imbau Semua Pihak Tidak Saling Provokasi terkait Konflik Israel-Iran

Disamping mendesak konflik agar segera dihentikan, PBNU meminta PBB untuk bertindak tegas dan meminta anggota tetap Dewan Keamanan PBB tidak memveto dan membela satu pihak.

oleh Erik diperbarui 19 Apr 2024, 15:02 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 15:02 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. (Liputan6.com/Dian Agustini)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf mengimbau semua pihak untuk saling menahan diri dan tidak saling memprovokasi, menanggapi eskalasi konflik yang terjadi di Timur-Tengah antara Iran dan Israel.

"Sikap NU sama dengan Pemerintah Indonesia menuntut dan mendesak gencatan senjata segera dan mendesak agar kekerasan segera dihentikan," ujar Gus Yahya, sapaannya, di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Menurutnya, apabila konflik tidak segera diredam, maka berpotensi masuk ke dalam eskalasi yang lebih besar dan melibatkan banyak pihak.

Ia juga khawatir konflik yang terjadi dapat membuka ruang bagi kelompok-kelompok radikal dan teroris bangkit lagi, karena memiliki momentum untuk melakukan sesuatu.

"Pokoknya tidak ada jalan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar, selain berhenti sekarang juga, sudah, lalu kita mulai bicara. Ini tanggung jawab moral dari seluruh umat manusia," kata Gus Yahya.

Disamping mendesak konflik agar segera dihentikan, PBNU meminta PBB untuk bertindak tegas dan meminta anggota tetap Dewan Keamanan PBB tidak memveto dan membela satu pihak.

Hak veto merupakan hak istimewa yang dimiliki anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk membatalkan keputusan, ketetapan, rancangan peraturan dan undang-undang, atau resolusi organisasi dunia tersebut.

"Amerika misalnya masih memveto resolusi PBB untuk gencatan senjata di Gaza. Di mana-mana sepanjang sejarah selalu sudah seperti hukum alam, setiap terjadi konflik apalagi konflik dengan kekerasan, makin lama makin banyak pihak yang terlibat. Ini masalah waktu," kata Gus Yahya.

 

Sikap Indonesia Sama dengan China

Sebelumnya Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyampaikan Indonesia dan China memiliki kesamaan posisi dalam menyikapi konflik yang sedang berlangsung antara Iran dan Israel.

Pernyataan itu disampaikan Menlu Retno usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan kehormatan Menlu China Wang Yi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.

"Selama diskusi tadi, posisi China dan posisi Indonesia sama dalam (menyikapi) isu ini dan Bapak Presiden (Jokowi) juga menyampaikan keyakinannya bahwa China akan menggunakan pengaruhnya agar eskalasi dapat dicegah," kata Menlu Retno.

Sejak pecahnya konflik terbaru yang dipicu serangan Israel terhadap Konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024, Indonesia terus menggencarkan diplomasi agar dampak konflik tidak semakin meluas.

Dalam komunikasi diplomatik yang dilakukan Menlu Retno dengan berbagai negara, termasuk Iran dan Amerika Serikat, Indonesia juga menyerukan perlunya pihak-pihak yang terlibat konflik untuk saling menahan diri.

Infografis Iran dan Israel Saling Serang Militer, Perdamaian Timur Tengah Terancam? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Iran dan Israel Saling Serang Militer, Perdamaian Timur Tengah Terancam? (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya