Liputan6.com, Jakarta - Raca Coin atau Radio Caca, Radio Caca adalah organisasi terdesentralisasi (DAO) yang dioperasikan oleh individu asli internet di seluruh dunia yang memiliki satu visi untuk membangun dunia virtual baru yang berani.
Radio Caca memiliki token asli yaitu RACA Coin. Ini bisa digunakan di beberapa fitur seperti RacaArmy, Metamon, Metamon Island, Metaverse, play-to-earn, GameFi, The Universal Metaverse, USM.
Berdasarkan dari Coinmarketcap, Selasa (21/11/2023), harga RACA adalah Rp 2,65 dengan volume perdagangan 24 jam sebesar Rp 117,25 miliar. RACA anjlok 0,43 persen dalam 24 jam terakhir.
Advertisement
Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 394, turun dari sebelumnya di peringkat 298 dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp 931,77 miliar. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sebanyak 327,8 miliar RACA dari maksimal suplai 500 miliar RACA.
Radio Caca juga merupakan token asli untuk Metaverse Universal. Radio Caca juga merupakan manajer eksklusif "Maye Musk Mystery Box" NFT. USM Lab adalah pencipta USM dan game blockchain P2E.
Universal Metaverse (USM) adalah dunia virtual Planet 3D di mana pengguna dapat memiliki tanah, membangun gedung seperti toko dan galeri seni, membuat dan bermain game.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Commerzbank AG Terima Lisensi Penyimpanan Kripto di Jerman
Sebelumnya diberitakan, Commerzbank AG pada Rabu, 15 November 2023 mengumumkan mereka telah menerima lisensi penyimpanan kripto di Jerman, yang dikatakan akan memungkinkannya meluncurkan berbagai macam layanan aset digital, dengan fokus pada aset kripto.
Dilansir dari Bitcoin.com, Jumat (17/11/2023), layanan ini akan ditujukan untuk klien institusi dan korporat, dan produk pertama adalah layanan kustodi untuk cryptocurrency bitcoin dan eter. Menurut perusahaan tersebut, akuisisi Lisensi Penitipan Kripto oleh Commerzbank adalah langkah monumental dalam perjalanan bank menuju ruang aset digital.
Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Perbankan Jerman (KWG), lisensi ini memberdayakan Commerzbank untuk mengelola dan menyimpan aset kripto dengan aman.
Commerzbank berdiri sebagai entitas perbankan besar di Jerman. Melayani sekitar 26.000 kelompok nasabah korporat, bank ini juga memperluas layanannya ke hampir 11 juta nasabah individu dan usaha kecil di Jerman.
Lisensi ini dipandang sebagai pendorong penting bagi bank untuk menggali lebih dalam layanan aset digital, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan solusi manajemen aset kripto yang aman dan patuh.
Pengumuman bank tersebut menjelaskan tujuan langsung Commerzbank adalah membangun platform aman yang mematuhi standar peraturan untuk klien institusionalnya.
Platform kripto Commerzbank akan fokus pada penyediaan layanan penyimpanan aset digital, memanfaatkan teknologi blockchain. Inisiatif ini merupakan bagian dari strategi bank yang lebih luas untuk mengintegrasikan inovasi digital ke dalam penawaran layanannya.
Advertisement
JPMorgan Targetkan Transaksi Harian Kripto JPM Coin Capai Rp 156,6 Triliun
Sebelumnya diberitakan, salah satu bank investasi terbesar di dunia, JPMorgan, telah mulai menetapkan target ambisius untuk token kriptonya, JPM Coin yaitu transaksi harian senilai USD 10 miliar atau setara Rp 155,6 triliun (asumsi kurs Rp 15.561 per dolar AS).
Dilansir dari Coinmarketcap, Jumat (17/11/2023), kepala Global Pembayaran Lembaga Keuangan JPMorgan, Umar Farooq mengklaim target ini bisa dicapai setelah peluncuran sistem pembayaran otomatis dengan JPM Coin.
Farooq menyatakan JPM Coin saat ini memproses sekitar USD 1 miliar atau setara Rp 15,5 triliun transaksi harian, dia memperkirakan pertumbuhan signifikan antara lima hingga sepuluh kali lipat dalam satu hingga dua tahun ke depan.
JPM Coin memfasilitasi pembayaran dalam dolar AS dan Euro untuk klien korporat melalui jaringan Blockchain pribadi. Meskipun ini adalah salah satu dari beberapa aplikasi operasional Blockchain oleh bank besar, ini masih mewakili porsi kecil dibandingkan dengan USD 10 triliun transaksi harian yang diproses oleh JPMorgan.
Pendukung teknologi Blockchain berpendapat bahwa dibandingkan dengan teknologi yang ada, Blockchain dapat menyediakan pembayaran instan dengan biaya lebih rendah.
Namun, skalabilitas buku besar digital belum teruji pada skala yang sama dengan jaringan pembayaran tradisional. Oleh karena itu, kemungkinan prediksi ini tidak menjadi kenyataan juga ada. JPMorgan sudah mulai menggunakan JPM Coin secara efektif di berbagai aplikasi.
Raksasa perbankan investasi ini baru-baru ini mengambil langkah lebih lanjut dalam bidang ini dengan memperkenalkan fitur pembayaran yang dapat diprogram untuk sistem pembayaran yang didukung Blockchain, Onyx dan JPM Coin.
Perkembangan ini memungkinkan pelanggan untuk mengotomatiskan pembayaran mereka dan memprogram sistem untuk memenuhi kewajiban keuangan seperti pembayaran yang telah jatuh tempo dan margin call.
Capres AS Ini Janji Melindungi Bitcoin dari Campur Tangan Pemerintah Jika Terpilih
Sebelumnya diberitakan, kandidat presiden Amerika Serikat (AS) Vivek Ramaswamy membahas sejumlah topik, termasuk bitcoin, dalam sebuah wawancara baru-baru ini. Dia juga mengungkapkan kerangka kebijakan kripto-nya jika nanti terpilih.
Ramaswamy menekankan jika mata uang kripto menjadi lebih populer, hal itu akan menciptakan ancaman terhadap status petahana Federal Reserve AS itu sendiri. Dia berjanji untuk melindungi Bitcoin dari campur tangan pemerintah.
"Tugas saya adalah memastikan pemerintah tidak ikut campur dalam urusan orang-orang yang berinovasi dan merintis di berbagai bidang, termasuk sistem keuangan,” kata Ramaswamy, dikutip dari Bitcoin.com, Senin (20/11/2023).
Ramaswamy juga menekankan dirinya ingin memperjuangkan dolar AS agar tetap menjadi mata uang cadangan dunia, Ramaswamy menyebut ada dua cara untuk melakukannya.
“Pertama adalah jika Anda benar-benar merasa tidak aman dengan proposisi nilai Anda sendiri, Anda mungkin mencoba untuk mengalahkan pesaing. Kedua, saya pikir keberadaan Bitcoin menahan dolar untuk memastikan hal itu tidak dapat dimanipulasi sedemikian rupa sehingga orang tidak memilih keluar dan beralih ke arah lain,” ujar Ramaswamy.
Calon presiden Amerika Serikat itu turut mengomentari terkait aturan-aturan yang diambil Joe Biden terkait kripto. Menurut dia, mereka terancam dengan keberadaan Bitcoin.
Mereka tidak ingin orang-orang menambang bitcoin lebih banyak karena hal itu akan membuat Bitcoin lebih populer yang pada gilirannya menciptakan ancaman terhadap status petahana Federal Reserve AS itu sendiri.
Advertisement