N'Golo Kanté merupakan pesepak bola profesional asal Perancis yang kini merumput di Liga Inggris bersama Chelsea FC. Kante menjelma menjadi sosok penting sejak kepindahannya ke London Biru pada 2016 lalu. Ia mampu memutus berbagai serangan lawan dengan elegan sekaligus menjadikannya gelandang bertahan paling ditakuti di tanah Inggris.
Lahir di Paris, 30 tahun silam, Kante sejatinya tidak menyangka karier sepak bolanya mampu terbang tinggi seperti saat ini. Maklum, Kante tumbuh di dalam keluarga serba kekurangan yang membuatnya harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia bahkan sudah bekerja sebagai pemulung sejak berusia dini demi membantu sang Ibu mencari uang.
Bertahun-tahun menjadi pemulung, Kante telah berjalan ratusan kilometer dan melihat ribuan peristiwa setiap harinya di setiap koridor yang ia lalui. Namun, pada perhelatan Piala Dunia 1998 yang berlangsung di Perancis, Kante melihat secercah harapan untuk mengubah nasib hidupnya. Ia melihat peluang bahwa seorang imigran dapat meraih kesuksesan seperti warga asli Perancis asalkan memiliki kemampuan di bidang tertentu.
Ia mendapat inspirasi setelah melihat Thiery Henry, Zinedine Zidane, Patrick Viera, hingga Lilian Thuram yang juga seorang imigran asal Afrika mampu membela Timnas Perancis di ajang Piala Dunia 1998 dan mengubah jalan hidup yang dilalui. Atas dasar tersebut, Kante akhirnya memutuskan untuk terjun ke dunia sepak bola dan bergabung bersama Akademi JS Suresnes pada medio 1999.
Kante sebagai seorang pemula, yang tak pernah sekalipun memegang si kulit bundar mengawali kariernya dengan rasa penuh percaya diri. Meski dirinya memiliki postur terkecil di akademi tersebut, Kante tak pernah berkecil hati, ia lebih memilih untuk fokus mengembangkan kariernya dan mengubah hidupnya melalui sepak bola.
Seiring berjalannya waktu, permainan Kante meningkat pesat, banyak rekan satu timnya yang tidak menyangka bahwa Kante mampu berkembang sedemikian rupa. Ia bahkan menjelma menjadi seorang pemain yang sulit diketahui keberadaannya akibat posturnya yang kecil, alhasil Kante dengan mudah merebut bola dari kaki musuh tanpa harus bersusah payah menghadang.
Pada 2010, Kante mendapat tawaran bermain dari klub lokal bernama US Boulogne. Di sana, ia bermain bersama US Boulogne B untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya sekaligus mematangkan permainannya bersama pemain muda lainnya. Dua tahun berselang, Kante berhasil menembus skuat utama dan melakukan debut perdananya di Ligue 2 melawan AS Monaco. Meski pada penghujung pertandingan skuatnya kalah 1-2 atas AS Monaco, tetapi Kante sangat bersyukur karena memperoleh kesempatan tampil bersama tim utama.
Liga Inggris Mengubah Segalanya
Kepindahannya menuju Britania Raya pada 2015 mampu membuka lembaran baru pada perjalan kariernya di dunia sepak bola. Kante yang memutuskan berlabuh bersama Leicester City nyatanya merupakan pilihan yang sangat tepat, sebab The Foxes pada musim itu dihuni oleh pemain hebat, para pelatih hebat dan pemilik yang cinta pada klubnya serta bakal memberikan apapun demi menyediakan kebutuhan tim.
Di bawah asuhan Claudio Ranieri, Kante mendapat kepercayaan penuh. Meski pada musim tersebut merupakan musim perdananya, tetapi pemain yang memiliki tinggi 168 cm itu sudah diberikan tanggung jawab oleh Ranieri untuk berfokus memutus serangan lawan. '
Meski pada laga perdana sempat mengalami kesulitan, tetapi Kante mampu membuktikan diri pada laga-laga selanjutnya. Ia menjadi sosok gelandang pengangkut air yang tak kenal lelah memutus serangan lawan pada musim itu. Akhirnya, berkat usaha keras yang dijalani Kante dan rekan satu timnya, Leicester City mampu meraih trofi Liga Inggris untuk pertama kalinya sejak dirikan pada 1884.Â
Penerus Essien dan Makelele di Chelsea FC
Berkat penampilan gemilangnya bersama Leicester City, The Blues akhirnya menebus klausul kontrak Kante dan mendatangkannya ke Stamford Bridge dengan nilai transfer mencapai 35 juta euro pada 2016. Sama seperti ketika membela Leicester City, Kante mampu beradaptasi dengan cepat bersama rekan satu timnya di Chelsea FC serta menjelma menjadi sosok penting di lini tengah The Blues.Â
Ia bahkan mendapat banyak masukkan dari eks jenderal lapangan tengah The Blues, Claude Makelele, yang memberinya banyak kritik serta saran positif untuk mengembangkan kemampuannya.
"Dia di sini untuk memberi saran permainan saya. Bisa berdiskusi dengan dia sangat menguntungkan saya karena dia tahu posisi saya, dia tahu klub ini. Jadi sarannya sangat berguna," kata Kante.
Pahlawan di Ajang Liga Champions
Peran Kante di ajang Liga Champions 2020/21 tampaknya tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Bagaimana tidak, pemain bernomor punggung 7 itu mampu membawa The Blues meraih trofi keduanya di ajang bergengsi tersebut. Ia bahkan dianugerahi predikat pemain terbaik tiga kali berturut-turut sejak partai semi final hingga babak puncak.Â
Manajer Chelea FC, Thomas Tuchel ikut memuji peran Kante yang memiliki dampak signifikan. Menurutnya ia piawai membaca bola dan memutus serangan lawan dengan cekatan. Selain itu, berkat kehadiran Kante, lini tengah Chelsea FC lebih leluasa dalam menguasai bola.
"Jika Anda bermain dengan N'Golo, Anda memiliki lebih banyak setengah pemain karena dia memiliki volume yang luar biasa," ucap Tuchel seperti dilansir Tribalfootball.
Berita Terbaru
Fokus Pagi : Banjir Putus Akses Jalan Antar Desa di Pandeglang
Solusi Nama Tidak Terdaftar DPT Online, Ini Langkah Mudah Tetap Bisa Coblos di TPS
VIDEO: Reaksi AS dan UE terhadap Surat Penangkapan ICC atas Benjamin Netanyahu
Apa Arti Man Robbuka: Pertanyaan Penting di Alam Kubur dalam Ajaran Islam
Apa Arti On Process dalam Pengiriman Logistik: Panduan Lengkap
Apa Arti Niaga: Pengertian, Jenis, dan Perannya dalam Ekonomi
Apa Arti Marketplace: Panduan Lengkap Memahami Platform Jual Beli Online
Ridwan Kamil-Suswono Bakal Berduet dengan Rhoma Irama di Kampanye Akbar
Apa Arti RN: Penggunaan dan Makna Singkatan Populer
Apa Arti Reboot di HP: Panduan Lengkap untuk Memahami dan Melakukannya
Pertamina Sidak Layanan SPBU Jelang Natal dan Tahun Baru
7 Potret Robiatul Adawiyah Ibu Zahwa Nadhira, Ungkap Rencana Resepsi Kedua