Swasta Bisa Ikutan Bangun Backbone Broadband Indonesia

Alokasi dana pembangunan broadband bisa dilakukan juga oleh swasta karena layak secara ekonomis.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 08 Agu 2014, 09:27 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2014, 09:27 WIB
Internet
Ilustrasi (ist.)

Liputan6.com, Jakarta - Teknologi informasi dianggap sudah masuk dalam daftar kebutuhan dasar masyarakat Indonesia yang berada di era informasi berkembang. Hal itu membuat posisi infrastruktur internet cepat berbasis pita lebar atau broadband kian dibutuhkan kehadirannya.

Ketua Harian Organisasi Pelaksana Dewan Tekonologi Informasi Komunikasi Nasional (DeTIKnas), Ilham Habibie mengungkap pentingnya infrastruktur pendukung internet cepat sebagai landasan untuk infrastruktur penopang ekonomi lainnya.

Ilham pun menyebutkan kebutuhan adanya rencana penyediaan broadband ke seluruh Indonesia dan dimanfaatkan oleh berbagai lokasi yang memerlukan. Perencanaan pembangunan infrastruktur backbone broadband akan dibuat secara bertahap sesuai kebutuhan.

"Perencanaan jangka panjang yang ini berisi bagaimana menyambungkan dari backbone itu ke semua sekolah, puskesmas, dan sebagainya. Kemudian apakah pakai pita lebar, fiber optic, atau wireless," papar Ilham di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian.

Soal alokasi dana yang diperlukan dalam menyediakan backbone, Ilham mengaku kemungkinan pihak swasta bisa ikut serta karena cukup layak secara ekonomis. Sedangkan bagian lain yang tak layak ekonomis diharapkan akan tetap dibangun melalui kerjasama swasta dan pemerintah.

"Secara backbone tetap dibutuhkan dan akan berdampak bagi semuanya. Mudah-mudahan tidak terlalu banyak yang secara ekonomi tidak cukup layak, jadi semuanya tetap merasakan dampak dengan adanya teknologi ini," imbuh Ilham.

Lebih lanjut, putra sulung mantan Presiden RI ke III BJ. Habibie itu menyebutkan kepemilikan cetak biru (blue print) pembangunan backbone broadband sangat penting agar Indonesia dapat berkompetisi dengan negara lain.

"Perlu ada infrastruktur, akan lebih terasa saat berkompetisi dengan negara lain. Semakin tidak punya kemungkinan menggunakan maka kita akan semakin tertinggal," ungkapnya lagi.

Pengembangan teknologi informasi secara empiris memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sekedar informasi, pertumbuhan tiap 10% penetrasi jaringan broadband secara empiris membantu mendorong pertumbuhan GDP sebesar 1,38%.

Hasil survei dari Ooredoo menyebutkan pekerjaan rumah terbesar yang harus dibereskan agar ekonomi berbasis broadband ialah masalah infrastruktur dasar untuk menggelar koneksi internet super cepat harus segera dibangun dan meningkatkan adopsi teknologi untuk kesejahteraan masyarakat.

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya