XL: Menaikkan Tarif Layanan Data Bukan `Harga Mati`

`Solusi sharing tower dan frekuensi antar operator bisa menjadi jalan keluar dan membuat bisnis lebih efisien`

oleh Andina Librianty diperbarui 08 Jan 2015, 11:12 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2015, 11:12 WIB
Ilustrasi BTS XL
Ilustrasi BTS XL (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Menaikkan tarif layanan data seluler bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan margin yang saat ini dinilai masih rendah. Sebaliknya, konsep saling sharing antar operator dinilai juga bisa menekan biaya layanan data seluler.

Wakil Presiden Direktur PT XL Axiata Tbk. (XL), Dian Siswarini, mengatakan besarnya biaya layanan data tidak berbanding lurus dengan margin yang didapatkan operator saat ini. Alhasil, operator harus menekan biaya sebisa mungkin.

Meski menaikkan tarif data adalah salah satu opsi, tapi menurutnya hal itu bukan 'harga mati' karena solusi sharing tower dan frekuensi antar operator bisa menjadi jalan keluar dan membuat bisnis lebih efisien.

"Margin data masih rendah, sehingga kita harus menekan cost sebisa mungkin. Menaikkan tarif bukan satu-satunya solusi masalah ini, kita bisa menekan cost dengan konsep sharing seperti sharing infrastruktur, tower dan frekuensi," jelas Dian di Graha XL, Jakarta.

Namun, Dian mengungkapkan sampai saat ini pemerintah belum memberikan lampu hijau untuk sharing frekuensi. Dia mengaku XL akan sangat mendukung jika hal tersebut terealisasi.

Ditambahkan Presiden Direktur XL, Hasnul Suhaimi, konsep sharing frekuensi ini dapat memberikan kapasitas yang lebih besar bagi operator.

"Kalau satu operator punya 5MHz, dan lainnya punya 5MHz. Maka itu bisa memberikan 20-40 persen lebih banyak kapasitas bagi masing-masing operator," papar Hasnul.

XL sendiri sudah menetapkan keinginan perusahaan menjadi pemimpin di era data. Maka dari itu perusahaan akan terus berusaha memberikan kualitas layanan internet yang lebih baik.

Salah satu caranya adalah berkomunikasi dengan konsumen menggunakan platform digital. Karena itu strategi operasional perusahaan yang beroperasi secara komersial sejak 8 Oktober 1996 ini akan lebih digital, seperti penjualan dengan konsep e-sales, customer care dengan e-care, dan pemasaran dengan e-marketing.

(din/isk)

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya