Dituding jadi Sarang Cyber Bullying, Ask.fm Nyaris Dibredel

Jejaring sosial Ask.fm hampir ditutup pasca diakuisisi oleh Ask.com pada 2014.

oleh Andina Librianty diperbarui 10 Feb 2015, 17:04 WIB
Diterbitkan 10 Feb 2015, 17:04 WIB
Chief Executive Officer (CEO) Ask.com, Doug Leeds (Foto: BBC)
Chief Executive Officer (CEO) Ask.com, Doug Leeds (Foto: BBC)

Liputan6.com, Jakarta Jejaring sosial Ask.fm hampir ditutup pasca diakuisisi oleh Ask.com pada 2014 kemarin. Publikasi buruk atas citra layanan tersebut menjadi faktor utama pertimbangan Ask.com.

Ask.fm dikenal sebagai layanan kontroversial karena pernah dikaitkan dengan sejumlah kasus bunuh diri remaja dan aksi cyber bullying. Konsep situs ini adalah kegiatan tanya jawab antar penggunanya, selain itu pengguna anonim juga bisa mengajukan pertanyaan.

Chief Executive Officer (CEO) Ask.com, Doug Leeds, mengakui bahwa pihaknya memang mempertimbangkan untuk mematikan layanan Ask.fm. Namun akhirnya diputuskan bahwa Ask.fm tetap bisa menjadi bisnis yang baik selama keamanannya dijaga.

"Kami mempertimbangkan untuk mematikannya (Ask.fm) dan kami memikirkannya sebagai opsi yang signifikan. Akhirnya kami menyimpulkan bahwa ada peluang bisnis yang bagus di sini, selama kami membuat layanan itu lebih aman," jelas Leeds, seperti dilansir IT Pro, Selasa (10/2/2015).

Ask.fm telah mengambil langkah untuk membuat layanannya lebih aman dengan meluncurkan sebuah pusat keamanan baru untuk melindungi para penggunannya. Remaja, orangtua, guru, dan aparat penegak hukum bisa memberikan saran.

Selain itu Ask.fm juga memiliki Dewan Penasehat Keamanan yang terdiri dari pakar keamanan online. Di bawah kepemilikan baru, Ask.fm kini akan menggunakan filer tambahan dan memiliki lebih banyak tenaga kerja. (din/dhi)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya