Eric Schmidt Gusar Google Glass Disebut Gagal Total

Menurut Chairman Google Eric Schmidt, kabar yang beredar di masyarakat kini sudah terlalu 'liar' dan melenceng dari fakta.

oleh Adhi Maulana diperbarui 27 Mar 2015, 08:52 WIB
Diterbitkan 27 Mar 2015, 08:52 WIB
eric-schmidt--131125c.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Chairman Google, Eric Schmidt, menegaskan bahwa proyek inovatif Google Glass masih berjalan. Ia pun ingin orang-orang untuk berhenti mengatakan Google Glass telah 'mati'.

Di bulan Januari lalu, Google memang secara resmi telah menghentikan penjualan kacamata pintar melalui program Explorer. Mereka memutuskan untuk memindahkan proyek pengembangan Google Glass ke divisi Google X yang dipimpin oleh CEO Nest (anak perusahaan Google), Tony Fadell. 

Ini artinya, Google hingga kini masih berusaha mengembangkan Google Glass, serta kemungkinanya untuk diproduksi dan dipasarkan secara masal masih sangat mungkin terjadi. 

Namun sayangnya, menurut Schmidt, kabar yang beredar di masyarakat kini sudah terlalu 'liar' dan melenceng dari fakta. "Kami mengakhiri program Explorer dan sayangnya media massa terkesan memberitakan bahwa kami telah menghentikan keseluruhan proyek, itu tidak benar," ujar Schmidt pada kesempatan wawancara dengan jurnalis Wall Street Journal, Alistair Barr.

Schmidt melanjutkan, "Semua tahu Google kerap mengambil resiko, dan untuk Google Glass kami sama sekali tidak ada niatan untuk menghentikannya." Demikian seperti yang dikutip dari laman Business Insider, Jumat (27/3/2015).

Tak kunjung dirilis ke pasaran karena proses pengembangannya yang 'merepotkan', hingga kini nasib Google Glass memang semakin tak jelas. Ironis, padahal sebelumnya kacamata pintar ini digadang-gadang bakal menjadi jenis perangkat anyar yang mampu menggantikan fungsi smartphone di masa mendatang.

Google tercatat hanya mampu menghadirkan sekitar 100 aplikasi yang kompatibel dengan Google Glass. Jumlah tersebut tentunya sangat sedikit untuk sebuah perangkat inovatif.

Namun apa mau dikata, sudah banyak pengembang aplikasi yang kadung menyerah mengembangkan aplikasi untuk Google Glass. Mayoritas di antara mereka mengaku kesulitan menyesuaikan konsep aplikasi besutannya dengan spesifikasi dan antarmuka Google Glass yang berupa sebuah kacamata.

(dhi/isk)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya