Waspadalah, Penjahat Online Incar Wanita Kesepian

Pelaku kejahatan online umumnya mengidentifikasi wanita kesepian di dunia maya dengan memantau status media sosial.

oleh Adhi Maulana diperbarui 22 Mei 2015, 06:45 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2015, 06:45 WIB
Amazon.com Paling Populer Dipakai Penipuan Phishing
Phishing - ilustrasi (itpro)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil penelitian terbaru Federal Bureau of Investigation (FBI) menyimpulkan bahwa para penjahat online --khususnya di bidang penipuan-- kerap menyasar orang-orang yang kesepian, terutama dari kalangan wanita.

Dijelaskan lebih lanjut, para pelaku kejahatan online umumnya mengidentifikasi wanita kesepian di dunia maya dengan cara memantau status media sosial ataupun menjelajah di layanan-layanan kencan online.

Laporan FBI yang dimuat dalam Internet Crime Complaint Center (IC3) menemukan mayoritas korban penipuan online adalah wanita yang memiliki akun di situs layanan kencan online. Bila dipersentasikan, 70% korban penipuan online adalah wanita.

Hasil survei mengatakan rata-rata korban penipuan online dari kalangan wanita menderita kerugian finansial mencapai US$ 14 ribu atau lebih dari Rp 180 jutaan.

"Kriminal berkeliaran di website perjodohan, chatting, dan media sosial menggunakan skenario yang sudah dilatih berulang-ulang. Biasanya para korban yakin mereka sedang berpacaran dengan seseorang yang jujur dan bisa dipercaya, meski tidak bertemu langsung," tulis FBI dalam laporannya.

Canggihnya lagi, terkadang pencurian materi korban berlangsung secara tidak disadari. Biasanya para pelaku memiliki bekal kemampuan komputasi yang cukup ahli, alias seorang hacker. Jadi, mereka biasanya hanya perlu mengajak korban untuk mengunjungi atau meng-klik tautan (URL) tertentu yang telah disisipkan malware.

Nah, malware tersebut dimanfaatkan untuk mencuri berbagai data pribadi korban, termasuk akun dan password media sosial hingga perbankan. 

(dhi/dew)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya