Liputan6.com, Jakarta - Jika dibandingkan dengan negara lain, kecepatan koneksi layanan 4G LTE di Indonesia bisa dibilang masih lambat. Sebagai perbandingan, kecepatan 4G LTE di Singapura bisa menembus 75 Mbps untuk downlink, sementara di Indonesia rata-rata hanya 30-35 Mbps.
Salim Eben Ezer, Tech Operation Lead Qualcomm Mobile and Computing SEA mengatakan, secara teknologi sejumlah operator seluler di Indonesia sudah mengadopsi 4G LTE. Akan tetapi, kecepatannya belum maksimal karena kapasitas spektrum yang dimiliki masih kecil.
"Kecepatan koneksi 4G LTE yang cepat dan stabil membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak yaitu pemerintah, operator seluler, dan penyedia teknologi," ujar Ezer pada saat acara Bincang Santai #Ngabuburit4Gue bersama Qualcomm dan Smartfren di kantor Smartfren, Jakarta.
Ezer menambahkan, kecepatan koneksi internet bergantung pada tiga faktor. Antara lain adalah sumber daya spektrum yang dimiliki operator seluler, jumlah pengguna, dan situasi dimana pengguna internet berada.
Advertisement
"Dengan permintaan data dari pengguna yang terus melonjak, akan menjadi dorongan operator seluler untuk meningkatkan sumber daya spektrum yang dimiliki," pungkasnya.
Sebagai informasi, secara keseluruhan lebar pita 4G LTE di spektrum frekuensi 1800 MHz adalah 75 MHz. Operator Tri memiliki total sumber daya sebesar 10 MHz. Untuk Telkomsel, XL, dan Indosat masing-masing memiliki lebar pita 22,5 MHz.
Sementara untuk Smartfren, operator berbasis CDMA itu tidak menggelar layanan 4G LTE di frekuensi 1800 MHz. Smartfren memanfaatkan frekuensi 850 MHz dan 2300 MHz dengan lebar pita masing-masing 10 MHz dan 30 MHz.
(isk/dhi)