Liputan6.com, Jakarta - Hacking atau peretasan boleh dibilang menjadi salah satu hal yang ditakuti para pengguna internet (netter). Mengapa demikian, karena jika akun e-mail
atau situs jejaring sosial mereka diretas, data-data pribadinya bisa beralih ke tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Jika ditelusuri lebih lanjut, peretasan bukan hanya terjadi karena kepiawaian si peretas atau hacker. Sebab pada kenyataannya, keteledoran netter juga menjadi celah yang menyebabkan mereka menjadi korban peretasan.
Dihimpun tim Tekno Liputan6.com dari About, Minggu (4/10/2015), berikut ini 5 hal yang harus dihindari agar tidak menjadi korban hacking.
Menggunakan password yang sama untuk beberapa akun
1. Menggunakan password yang sama untuk beberapa akun
Anda harus menghindari penggunaan password atau kata kunci yang sama untuk beberapa akun. Meski penggunaan password yang sama tampak menjadi ide bagus supaya Anda tidak perlu bersusah payah mengingat-ingat banyak passwords, di sudut pandang para hacker, hal itu justru sangat menguntungkannya.
Terang saja, jika satu akun berhasil diretas, password yang sama di akun-akun lainnya akan dengan mudahnya diakses oleh si hacker. Karenanya, pilihlah password unik dan kuat bagi masing-masing akun untuk mencegah hal itu terjadi.
Advertisement
Menggunakan enkripsi jaringan nirkabel yang lemah
2. Menggunakan enkripsi jaringan nirkabel yang lemah
Jika Anda memiliki jaringan nirkabel di rumah Anda dan tidak mengenkripsinya, atau menggunakan enkripsi yang lemah, pada dasarnya Anda membiarkan siapa pun memiliki akses ke koneksi internet Anda. Di samping itu, Anda juga telah 'membantu' para hacker dengan membuka jalan bagi mereka untuk memata-matai lalu lintas jaringan Anda atau melakukan hal-hal buruk lainnya di koneksi internet Anda.
Akan tetapi, jika misalnya Anda telah mengaktifkan enkripsi, boleh jadi enkripsi yang Anda gunakan adalah enkripsi berbasis WEP yang usang dan sangat mudah diretas. Enkripsi WEP memang dikenal mudah diretas oleh sebagian besar hacker dan tidak terlalu berperan dalam memberi perlindungan dari hacker. Karena itu, pertimbangkan untuk menggunakan enkripsi berbasis WPA 2 dengan SSID name dan kata kunci jaringan nirkabel yang dapat disetel.
Menanggapi pesan pop-up dan atau e-mail tidak dikenal
3. Menanggapi pesan pop-up dan atau e-mail tidak dikenal
Mengklik tautan di dalam e-mail yang tidak dikenal dan pesan pop-up adalah cara yang sangat cepat untuk membuat komputer Anda terinfeksi malware. Karena itu, sebaiknya Anda perlu menaruh kecurigaan tinggi terhadap e-mail yang tidak Anda kenal.
Bahkan pesan pop-up yang tampak tidak berbahaya mungkin merupakan sebuah usaha untuk memancing Anda mengklik. Oleh sebab itu, Anda perlu mengaktifkan fitur pemblokiran pop-up pada peramban (browser) Anda dan juga mempertimbangkan menggunakan plug-in seperti NoScript untuk melindungi diri dari pop-up berbahaya.
Advertisement
Menggunakan OS dan aplikasi yang tidak diberi patch
4. Menggunakan OS dan Aplikasi yang tidak diberi patch
Memasang patch keamanan secara tepat waktu sangat penting. Hacker dan penjahat dunia maya lainnya mengandalkan fakta bahwa banyak korban potensial mereka cenderung memiliki sistem yang tidak diberi patch, sehingga kerentanannya lebih tinggi. Hacker akan mengeksploitasi kerentanan untuk mendapatkan akses masuk ke komputer korbannya. Sebetulnya serangan semacam ini sering kali dapat dicegah, jika penggunanya menambal sistemnya dengan patch keamanan terbaru.
Aktifkan fitur 'auto-update' di sistem operasi Anda, sehingga komputer Anda secara otomatis dapat memasang patch keamanan segera setelah patch itu tersedia dari vendor sistem operasi Anda. Kemudian, tentukan pengingat kalender berulang untuk memeriksa update keamanan program atau aplikasi Anda lainnya. Waspadalah, terutama dalam mengelola aplikasi dan browser plug-in yang memiliki banyak interaksi dengan internet, seperti Adobe Flash, Acrobat, Java, dan sebagainya.
Mematikan fitur keamanan
5. Mematikan Fitur Keamanan
Kadang-kadang pengguna menonaktifkan seluruh firewall di komputer mereka karena mengalami kesulitan dengan aplikasi tertentu yang terhubung ke internet. Karena itu, sebaiknya firewall cukup dinonaktifkan satu kali saja supaya program atau aplikasi yang dimaksud dapat berfungsi. Selanjutnya, pengguna mungkin lupa mengaktifkan kembali firewall setelah mereka selesai menggunakan aplikasi itu, atau mereka mungkin memutuskan bahwa masalah yang mereka kira disebabkan oleh firewall tidak sebanding dengan perlindungan yang ada.
Pada perlindungan antivirus, kadang-kadang fitur lainnya yang sering dimatikan di komputer. Beberapa orang mematikannya dengan harapan bahwa mematikan antivirus akan meningkatkan kinerja komputer untuk menjalankan permainan atau aplikasi lainnya yang memakan banyak sumber daya. Padahal, fitur keamanan ini melindungi komputer dan data dari bahaya. Antivirus sangat penting untuk keamanan secara keseluruhan, sehingga menghapus atau menonaktifkannya sama saja dengan menyingkirkan pintu depan rumah Anda hanya karena Anda tidak suka pintu Anda mengeluarkan bunyi berderit-derit.
Jika fitur keamanan atau aplikasi menyebabkan masalah, cobalah untuk menemukan akar masalahnya, bukan hanya menonaktifkan perlindungan Anda. Jika pemindai virus Anda memperlambat sistem Anda, pertimbangkan pemindaian sistem yang terjadwal di tengah malam, ketika Anda tidak menggunakan komputer Anda.
(why/cas)
Advertisement