Liputan6.com, Jakarta - Tim peneliti dari National University of Singapore (NUS) berhasil mengubah sampah kertas menjadi aerogel, sebuah material ultraringan yang digunakan dalam insulasi. Aerogel biasanya terbuat dari silika, oksida logam, dan polimer, tetapi formula berbasis kertas jauh lebih ramah lingkungan dan hemat biaya.
Mendaur ulang kertas menjadi substansi yang sangat dicari seperti aerogel terbukti merupakan metode yang berguna untuk mengurangi sampah di tempat pembuangan akhir, sambil menggantikan bahan kimia berbahaya yang sering digunakan dalam pembuatan aerogel.
Baca Juga
Pertama kali diwartakan oleh Gizmag dan dikutip dari Inhabitat, Rabu (10/2/2016), asisten Profesor Duong Hai Minh bersama mahasiswanya Gu Bowen dan Siah Jie Yang, mengembangkan teknik dengan pemulsaan kertas untuk mengekstraksi serat selulosa, lalu mencampurnya dengan air. Mereka menambahkan resin polimer dan kemudian larutannya 'dipancing' oleh suara di dalam sebuah proses bernama sonication.
Advertisement
Larutan ini lalu dituangkan ke dalam cetakan, dibekukan, dan dibekukan secara kering selama dua hari, kemudian ditempatkan ke dalam oven bersuhu 120º C.
Kualitas aerogel yang dihasilkan sangat kuat dan bersifat biodegradable atau dapat diuraikan. Selulosa aerogel juga bisa merevolusi upaya pembersihan tumpahan minyak.
"Selain konduktivitas termal yang rendah, aerogel baru ini memiliki beberapa fitur unik, salah satunya kapasitas penyerapan minyak super tinggi. Aerogel ini bisa hingga empat kali lebih tinggi dari agen penyerap komersial yang tersedia di pasar. Kami sangat gembira tentang potensi aplikasi material baru in," ujar Duong.
Arogel selulosa mampu menyerap minyak--tidak termasuk air--hingga 90 kali berat kering. Artinya, daya serap ini empat kali lebih efektif daripada agen penyerap minyak komersial. Aerogel tersebut kemudian dapat diperas untuk memulihkan lebih dari 99 persen dari minyak mentah yang diserap, sehingga bisa digunakan kembali.
Tim ini telah mengajukan paten atas temuannya di Amerika Serikat, Tiongkok, India, dan Asia Tenggara, dan berencana akan memproduksinya segera untuk insulasi, kemasan, pakaian musim dingin, dan pembersihan minyak.
(Why/Ysl)