Pemasukan Virtual Reality Diprediksi Rp 11,7 Triliun

Kemajuan teknologi virtual reality diprediksi mampu menghasilkan pemasukan hingga Rp 11,7 Triliun pada akhir 2016.

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 10 Apr 2016, 17:09 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2016, 17:09 WIB
Nokia Bakal Luncurkan Perangkat Virtual Reality?
Kali ini, Nokia memberanikan diri terjun ke dunia virtual reality dengan mempersiapkan perangkat headset VR perdananya

Liputan6.com, Jakarta - Perangkat virtual reality (VR) makin naik daun pada tahun ini. Bahkan, sebuah studi dari Strategy Analytics memprediksi pemasukan dari perangkat VR di seluruh dunia akan mencapai US$ 895 juta atau Rp 11,7 triliun pada akhir tahun ini.

Menurut informasi yang dikutip dari laman Venture Beat, Minggu (10/4/2016), sekitar 77 persen dari nilai tersebut diperoleh dari perangkat VR premium yang diproduksi Oculus, HTC, dan Sony.

Meski begitu, volume produk ketiga merek itu hanya mencapai 13 persen dari total volume perangkat VR di tahun 2016 yang jumlahnya mencapai 12,8 juta unit. Di sisi lain, perangkat VR berbasis smartphone murah akan mendominasi pasar perangkat ini.

Strategy Analytics menyebutkan, mereka melihat 2016 sebagai tahun yang penting sekaligus juga tantangan bagi teknologi VR. Sebab, konten untuk perangkat VR masih terbatas.

Sebelumnya, pada 28 Maret Oculus VR meluncurkan perangkat Oculus Rift yang dibanderol US$ 600 atau sekira Rp 7,8 juta. Kemudian HTC merilis HTC Vive awal pekan ini.

Tidak hanya itu, Sony pun berencana menghadirkan perangat VR untuk PlayStation pada Oktober mendatang. Selanjutnya Google Cardboard juga telah didistribusikan gratis. Lalu sebelumnya Samsung merilis Gear VR pada November lalu.

Strategy Analytics memperkirakan, pengiriman ketiga perangkat VR kelas premium yang dapat terhubung ke PC dan konsol gim ini hanya akan meningkat hingga 1,7 juta perangkat per 2016 karena harganya yang sangat tinggi.

Diperkirakan, faktor pendorong dari peningkatan penjualan perangkat VR antara lain karena kesadaran akan teknologi ini serta banyaknya perangkat smartphone kelas menengah yang menawarkan bundling produk dengan VR. Analisis Strategy Analytics meyakini, dengan pengelolaan ekosistem yang tepat, penjualan smartphone berbasis VR akan meningkat.

Direktur Strategy Analysis Wearable Device Ecosystem Cliff Raskind, dalam pernyatan resminya, menyebutkan konsumen akan segera disuguhi berbagai macam perangkat VR dari yang murah hingga mahal.

"Kami percaya VR memiliki potensi untuk menghadirkan pembaruan pada hardware, misalnya resolusi, GPU, ruang penyimpanan, hingga kamera 360 derajat," tuturnya.

(Tin/Why)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya