Perubahan Iklim Mengubah Posisi Kutub Utara

Sejak 15 tahun lalu ada penyimpangan pergerakan kutub utara dari arah Kanada ke sekitaran Inggris di daerah garis meridian Greenwich.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 13 Apr 2016, 08:26 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2016, 08:26 WIB
20151016-Gletser Solheimajokull di Islandia Mencair Sepanjang 1 Km
Foto yang diambil 16 Oktober 2015 menunjukkan bongkahan es terapung di perairan Gletser Solheimajokull, Islandia. Pemanasan global menyebabkan gletser Solheimajokull mencair hingga 1 km sejak pengukuran tahunan pada 1931. (AFP PHOTO/POOL/Thibault Camus)

Liputan6.com, Jakarta - Pemanasan global memang dikenal memiliki dampak buruk untuk Bumi, seperti perubahan iklim dan pengaruh pada makhluk hidup. Namun, berdasarkan penelitian terbaru NASA, pemanasan global ternyata memiliki dampak buruk lain yang lebih besar.

Dampak pemanasan global ternyata turut mengubah posisi Kutub Utara Bumi. Sebelumnya, Kutub Utara Bumi berada di sekitaran Kanada selama bertahun-tahun, tapi sejak 15 tahun lalu ada penyimpangan pergerakan kutub.

Kali ini, kutub utara Bumi diketahui bergeser ke arah Inggris, tepatnya garis meridian Greenwich. Kondisi itu diperkirakan dipengaruhi oleh perubahan iklim dan pemanasan global, sehingga membuat pergerakan Bumi tak lagi seimbang.

"Ini pertama kali kita menemukan bukti kuat bahwa perubahan pada distribusi air tanah dalam skala besar mempengaruhi arah pergerakan sumbu Bumi," ujar Surendra Adhikari peneliti Jet Propulsion Lab dari NASA, seperti dikutip dari laman Internasional Business Times, Selasa (13/4/2016).

Perputaran Bumi sendiri merupakan peristiwa yang terjadi secara terus-menerus selama kehidupan manusia. Proses ini mengakibatkan adanya perubahan siang menjadi malam yang telah berlangsung selama jutaan tahun.

Meskipun proses itu masih berlangsung sampai saat ini, pencairan es telah menyebabkan penyimpangan pada gerakan kutub bumi. Penyimpangan yang terus terjadi secara periodik itu akhirnya turut menggeser posisi kutub Bumi.

Sebagai informasi, pergerakan kutub Bumi sendiri sangat penting untuk mengetahui iklim di masa lalu dan yang akan datang. Selain itu, dapat digunakan untuk perhitungan GPS dan komunikasi satelit.

Oleh sebab itu, jika pergeseran kutub terus terjadi tidak menutup kemungkinan dapat terjadi masalah dalam penentuan posisi GPS termasuk komunikasi satelit.

Jonathan Overpeck, profesor ilmu tanah dari University of Arizona menuturkan perubahan ini juga disebabkan oleh melelehnya lapisan es di Greenland. Hal itu yang kemudian mengakibatkan perubahan distribusi berat Bumi.

Sebuah penelitian dari ilmuwan NASA Eirk Irvins menemukan sejak 2003, Greenland rata-rata kehilangan sekitar 600 triliun pon es sepanjang tahun.

Di sisi lain, es di Antartika Timur naik sekitar 165 triliun pon setahun, sementara Antartika Barat kehilangan 275 triliun pon per tahun.

(Dam/Isk)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya