Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan dan penerapan hasil riset diharapkan dapat menjadi ujung tombak bagi kemajuan ekonomi dan kemandirian Indonesia. Hal ini dapat terlaksana dengan dukungan anggaran dana pemerintah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir, mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan anggaran untuk mendukung pelaksanaan riset tersebut.
"Kami sudah amankan anggaran untuk riset. Kami telah meminta kepada bapak presiden bahwa anggaran riset harus diamankan, jadi jangan sampai riset menjadi korban," kata Nasir ditemui tim Tekno Liputan6.com di Sidang Paripurna Dewan Riset Nasional di Surakarta, Selasa (9/8/2016).
Untuk riset anggaran, kata Nasir, pemerintah mengalokasikan Rp 1,5 triliun dalam satu tahun. "Untuk riset sudah aman, tetapi komponen lain kami kurangi, misalnya infrastrukturnya," tambahnya.
Baca Juga
Tak hanya bersumber dari pendanaan, pemerintah juga bekerja sama dengan industri untuk pendanaan riset berbagai bidang yang sudah mulai dijadikan inovasi.
"Ini penting karena tanpa inovasi, Indonesia tak akan memiliki daya saing. Pentingnya riset dan inovasi juga kami selaraskan dengan topik Hari Kebangkitan Teknologi ke-21, yakni inovasi untuk kemandirian dan daya saing bangsa," tutur Nasir.
Pada kesempatan sama, Ketua Dewan Riset Nasional Bambang Setiadi, mengatakan pendanaan tersebut diperlukan agar hasil riset dapat terukur dan berhasil hingga tahap komersialisasi.
"Pendanaan riset terutama diarahkan untuk mendorong riset dan pengembangan teknologi," kata Bambang di kesempatan yang sama.
Menurutnya, keberhasilan riset dapat menghasilkan inovasi yang dapat dikomersilkan dan bermanfaat untuk banyak orang.
Bambang mengungkapkan hasil penelitian sebagian besar telah dinikmati oleh negara-negara maju. Misalnya saja, perkembangan teknologi abad 18 dan 19 di Eropa dilanjutkan dengan berbagai inovasi seperti mesin uap, manufaktur, mesin, listrik, dan lain-lain.
Oleh karena itu, riset tak bisa dipisahkan dari pengembangan daya saing melalui inovasi. "Inovasi bakal mempengaruhi tampilan pertumbuhan ekonomi, penyediaan lapangan kerja, serta daya saing suatu negara," katanya.
(Tin/Cas)