Liputan6.com, Jakarta - Memasuki era digital, segala hal dapat dilakukan secara online, termasuk berbelanja. Tak hanya marketplace saja, kini retailer pun mulai go online dalam memasarkan produknya.
Namun ternyata, para retailer menjadi target serangan peretas (hacker). Para kelompok peretas (hacktivist) ini menyerang aplikasi web (web application)--aplikasi yang disimpan dalam server dan diakses via web.
Baca Juga
Sebagaimana dilaporkan Akamai dalam laporan terbarunya bertajuk Web Application Attack Triggers Kuartal II, Kamis (13/10/2016), mereka menjadi target karena retailer menyimpan banyak informasi dan database pelanggan. Situs ritel online juga memiliki banyak visitor.
Pelaku sering mengeksploitasi XSS atau kode HTML ke situs web sehingga memudahkan mereka untuk melewati sistem keamanan. Apabila mereka menemukan celah atau kelemahan pada SQLi, mereka dapat mengakses informasi sensitif milik pelanggan.
Informasi sensitif ini bisa meliputi akun pelanggan hingga informasi kartu kreditnya. Hal ini dapat merugikan pelaku eCommerce atau penjual karena kehilangan kepercayaan dari pelanggan.
Secara persentase, serangan DDoS ke situs eCommerce mencapai 40 persen. Meski angka tersebut turun dari kuartal I yang sebesar 46 persen, serangan ke situs eCommerce masih menduduki posisi pertama dari sekian banyak situs web lainnya.
(Raehan Maulida/Cas)